Kamis 18 Jan 2024 09:52 WIB

AS Masukkan Lagi Houthi ke Daftar Teroris, PBB Takut Ini yang akan Terjadi di Yaman

Hal yang sama disampaikan PBB, lembaga bantuan kemanusiaan, dan sejumlah anggota parlemen AS terhadap langkah terbaru pemerintahan Biden ini.

Rep: Kabar Dunia dan Indonesia/ Red: Partner
.
Foto: network /Kabar Dunia dan Indonesia
.

Seseorang meneriakkan slogan-slogan sambil mengibarkan bendera Palestina dalam protes terhadap operasi multinasional untuk melindungi pelayaran<a href= Laut Merah menyusul serangan udara AS dan Inggris terhadap situs militer Houthi, di Yaman (dok. APA-EFE/YAHYA ARHAB)" />
Seseorang meneriakkan slogan-slogan sambil mengibarkan bendera Palestina dalam protes terhadap operasi multinasional untuk melindungi pelayaran Laut Merah menyusul serangan udara AS dan Inggris terhadap situs militer Houthi, di Yaman (dok. APA-EFE/YAHYA ARHAB)

WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengembalikan Houthi yang berbasis di Yaman ke dalam daftar kelompok teroris, Rabu (17/1/2024). Sebuah langkah terbaru yang ditempuh Washington dalam merespons serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah.

Sejumlah pejabat AS mengatakan masuknya kembali Houthi ke dalam Specially Designated Global Terrorist (SDGT) bertujuan memotong pendanaan dan senjata Houthi yang selama ini diyakini, digunakan untuk menyerang atau membajak kapal di Laut Merah.

‘’Rancangan ini merupakan perangkat penting untuk menghalangi pendanaan ke Houthi. Lebih jauh ini membatasi akses mereka ke pasar keuangan dan pertanggungjawaban atas aksi mereka,’’ kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan.

Ia menambahkan, jika serangan di Laut Merah dan Teluk Aden kendur, AS segera mengevaluasinya. Pemerintahan Presiden Joe Biden juga mengantisipasi dampak memasukkan Houthi ke daftar teroris ke warga Yaman yang kini bergantung pada impor pangan dan bantuan.