REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK---- Polisi mengungkap terduga pelaku pembunuhan berinisial AA memiliki hubungan asmara dengan korbannya berinisial KRA (21 tahun). Hal itu berdasarkan dari pengakuan sementara dari terduga pelaku yang sempat kabur sebelum akhirnya ditangkap pihak berwajib. Korban KRA sendiri merupakan seorang mahasisiwi perguruan tinggi swasta di Depok.
“Iya pacar korban. Kalau umur infonya dibawah korban,” ujar Kaur Humas Polres Metro Depok, Iptu Made Budi saat dikonfirmasi, Jumat (19/1/2024).
Namun orang tua sekaligus pelapor dari kasus pembunuhan ini tidak mengetahui jika korban tewas yang ditemukan di rumah kontrakannya adalah kekasih dari anaknya atau pelaku. Adapun untuk motif terduga pelaku tega menghabisi nyawa orang dicintainya itu masih belum diketahui. Saat ini pihak penyidik masih mendalami untuk mengetahui apa motif pelaku mencekik kekasihnya hingga tewas.
“Di cekik dileher. Motif belum ya (belum diketahui),” ungkap Budi.
Terungkapnya pembunuhan keji tersebut berawal dari ibu terduga pelaku yang mendapatkan pesan WhatsApp dari anaknya, berinisial AA, pada hari Kamis (18/1/2024) kemarin. Dalam pesan singkatnya itu, AA berpamitan hendak pergi jauh dari rumah dan dia mengaku telah membunuh seorang perempuan yang hingga saat ini belum diketahui apa hubungannya dengan pelaku.
“Diduga pelaku itu mengirim pesan WA kepada ibunya, bu saya pamit, saya akan pergi jauh dirumah ada seorang perempuan yang sudah meninggal saya cekik,” ujar Kapolsek Sukmajaya, Kompol Margiyono.
Kemudian ibu terduga pelaku itu langsung pulang ke rumah kontrakannya. Sesampainya di rumah, dia menemukan seorang perempuan muda yang sudah terbujur kaku dalam posisi terlentang di atas kasur di dalam kamar. Pada saat ditemukan terdapat luka di bagian leher korban. Kemudian ibu terduga pelaku bersama keluarga melaporkan peristiwa ini ke Polsek Sukmajaya.
“Yang mengirimkan pesan itu, sampai saat ini melarikan diri menggunakan sepeda motor. Sampai saat ini belum diketahui hubungannya antara korban yang meninggal dengan pelaku. Ibu korban pun tidak mengetahui,” kata Margiyono.