REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA--- Volume sampah di Kabupaten Majalengka terus meningkat. Sedangkan armada sampah maupun tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di daerah tersebut terbatas. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Majalengka, Nadisha Hanna, setiap harinya sampah yang dihasilkan dari aktivitas masyarakat di Kabupaten Majalengka diperkirakan sudah melampaui angka 100 ton.
‘’Hal itu dengan perhitungan per hari setiap orang membuang sampah 0,7 kilogram,’’ ujar Nadisha, Jumat (19/1/2024).
Nadisha mengatakan, volume sampah yang terus meningkat itu membuat instansi yang dipimpinnya cukup kewalahan. Apalagi, saat ini Kabupaten Majalengka hanya memiliki satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten.
Selain itu, kata Nadisha, selama ini armada pengangkut sampah yang dimiliki DLH Kabupaten Majalengka hanya ada 15 unit. Dari jumlah tersebut, 11 armada kondisinya sangat memprihatinkan dan empat armada dalam kondisi baru.
‘’Armada sampah ini melayani 26 kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka, serta beberapa pasar,’’ kata Nadisha.
Adapun petugas sampah di Kabupaten Majalengka, berjumlah 177 orang, termasuk penyapu jalan dan petugas taman.
Pj Bupati Majalengka, Dedi Supandi, untuk mengatasi persoalan sampah di Kabupaten Majalengka, maka harus melingkupi aspek hulu dan hilir. Dia mencontohkan, untuk aspek hulu, ada metode 3R atau reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang) dan recycle (mendaur ulang).
Mengenai aspek hilir, Dedi menyampaikan, memang perlu adanya dukungan anggaran. Seperti dalam penambahan mesin pengangkut sampah atau loader dan ekskavator. ‘’Ditambah lagi ada pengolahan secara terpadu yang memang harus menggunakan alat. Yang itu nanti saya akan kirim surat, rencananya akan melakukan pengelolan sampah untuk bergabung dengan KPBU di Jawa Barat,’’ katanya.
Dedi juga segera menyiapkan sejumlah solusi untuk mengoptimalkan peran TPA Heuleut. Dia pun berencana membangun akses jalan baru dari Panyingkiran ke TPA untuk mengatasi keluhan warga setempat.