REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Eropa perlu merombak kebijakan-kebijakannya untuk mewujudkan penghapusan bahan bakar fosil, jika blok ini ingin mencapai target-target iklimnya yang ambisius. Demikian menurut para penasihat iklim Komisi Eropa.
Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara, termasuk yang paling lantang menyuarakan kesepakatan global untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil pada konferensi iklim COP28 tahun lalu. Acara yang digelar di Dubai tersebut hanya berakhir dengan kesepakatan yang lebih lemah untuk beralih dari batu bara, minyak, dan gas.
Terlepas dari sikap tersebut, kebijakan Uni Eropa sendiri tidak sejalan dengan penghapusan bahan bakar fosil dalam beberapa dekade mendatang dan perlu direvisi untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050, demikian ungkap Dewan Penasihat Ilmiah Eropa untuk Perubahan Iklim dalam sebuah laporan.
Para penasihat tersebut mengatakan bahwa sebagian besar pekerjaan ini akan dimulai setelah tahun 2030, tetapi harus dimulai lebih awal untuk memperlancar transisi.