Ditulis oleh Esthi Maharani
JAKARTA -- Dalam debat calon Wakil Presiden yang digelar pada Ahad (21/1/024), Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar menyinggung soal tobat ekologi.
Apa yang dimaksud tobat ekologi?
Istilah tobat ekologi atau pertobatan ekologis terbilang sesuatu yang dekat dengan umat Katolik. Tobat ekologi termuat dalam ensiklik Paus Fransiskus yang berjudul 'Laudato Si' yang terbit pada 2015.
Ensiklik yang mungkin setara dengan Perpres dikeluarkan Paus kepada seluruh Gereja Katolik di dunia. Pada dasarnya, Laudato Si ini berisi soal perlunya menyayangi dan menjaga bumi sebagai tempat tinggal bersama.
Rektor Universitas Katolik Parahyangan, Mangadar Situmorang pernah menuliskan soal tobat ekologi ini. Dikutip dari unpar.ac.id pada Senin (22/1/2024) dijelaskan lewat ilustrasi yang sangat sederhana bahwa bumi dan alam semesta adalah ibu yang menyediakan segalanya yang dibutuhkan manusia. Tanaman, hewan, dan mahluk hidup dan mati yang ada di alam semesta adalah saudara dan saudari bagi umat manusia.
Manusia tidak seyogianya menafikan keberadaan mahluk lain. Umat manusia wajib hukumnya untuk tidak sekadar mengakui keberadaan mereka, tetapi juga punya kewajiban merawat alam semesta. Ini selanjutnya bermuara pada pernyataan bumi dan alam semesta sebagai rumah bersama.
Pertobatan ekologis menjadi semakin relevan karena manusia seringkali menyangkal eksistensi dan signifikansi makhluk lain. Akibatnya terjadi berbagai bencana ekologis seperti tanah longsor, banjir, atau kekeringan. Belum lagi kemampuan alam untuk 'menyembuhkan diri' dan menyediakan kebutuhan manusia seperti air bersih dan pangan ikut terdampak. Maka terjadilah situasi krisis dan ancaman serius yang harus dihadapi dan dicari jalan keluarnya.
Ada dua sikap dasar manusia yang berakibat pada munculnya persoalan dan krisis tersebut. Yang pertama adalah kekhawatiran dan yang kedua adalah keserakahan. Kekhawatiran yang berlebih tanpa disadari mendorong manusia menjadi serakah, ingin memiliki lebih dari apa yang dibutuhkan.
Dengan kata lain, manusia sudah lama merusak bumi dan perlu bertobat.