REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, menilai cawapres nomor urut tiga, Mahfud MD, masih terbawa perasaan setelah disindir kompetitornya, Gibran Rakabuming Raka pada forum debat akhir pekan lalu.
Menurut Arifki, Mahfud harusya tidak perlu membawa hal tersebut ke dalam perasaan terlalu jauh. Karena yang terjadi hanyalah action politik di dalam sebuah panggung.
Baca Juga
“Sebenarnya debat itu kan hanya panggung show. Jadi tidak mesti juga harus dibawakan ke perasaan,” kata Arifki, Rabu (24/1/2024).
Arifki menilai baik Mahfud, Ganjar dan juga pendukungnya tidak lagi mempersoalkan gimmick yang ditampilkan Gibran saat debat terakhir. Karena debat cawapres sudah berakhir dua edisi.
Dan Arifki mengingatkan kejadian yang dialami Mahfud ibarat cermin. Karena di lain pihak, Ganjar juga pernah melakukan hal serupa yakni berusaha memojokkan capres Prabowo Subianto. Klimaksnya ketika itu adalah saling saut Ganjar dan Anies memberi nilai rendah terhadap kinerja Prabowo sebagai Menhan.
Diketahui pada acara ‘Tabrak Prof’ di Semarang Jawa Tengah, hari ini, Mahfud mengatakan Gibran sudah dilatih untuk mempermalukannya dalam forum debat. Mahfud pun mengaku juga merespon dengan mempermalukan balik Gibran.
“Itu asumisinya pelatihnya itu menurut saya menganggap Gibran bodoh dan menganggap saya bodoh. Dikiranya bisa dikerjain kayak gitu kan. Jadi Mas Gibran tuh itu dilatih agar gini (gestur mencari sesuatu) biar mempermalukan saya. Padahal yang dilihat sekarang Mas Gibran itu enggak ada isinya, makanya saya katakan itu pertanyaan receh,” ucap Mahfud.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement