REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Airbus meluncurkan proyek daur ulang pesawat global pertamanya di Chengdu, pusat penerbangan utama di China Barat Daya. Proyek yang dinamai Airbus Lifecycle Services Centre (ALSC) tersebut resmi dirilis, belum lama ini.
Mencakup lebih dari 60 hektar, ALSC mampu menangani berbagai jenis pesawat utama dan menyediakan saluran distribusi global untuk penjualan kembali suku cadang yang masih dalam kondisi bagus dari dari pesawat yang sudah pensiun.
Dibangun dengan total investasi sekitar 844,55 juta dolar AS, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat daur ulang komponen dan bahan pesawat, sehingga lebih dari 90 persen pesawat berdasarkan beratnya dapat dipersen daur ulang dan menjadi lebih ramah lingkungan.
"Pembukaan ALSC akan menjadi sorotan baru dalam memperdalam kerja sama antara China dan Eropa," kata George Xu, wakil presiden eksekutif Airbus dan CEO Airbus China, seperti dilansir Xinhua, Jumat (26/1/2024).
Chengdu tengah berupaya untuk terus mengembangkan industri penerbangannya. Pada tahun 2023, dua bandara internasional di kota itu mencatat lebih dari 74,92 juta perjalanan penumpang dan total throughput kargo dan surat sebesar 771 ribu ton, menurut Sichuan Province Airport Group Co., Ltd.
China disebut akan menjadi pasar layanan penerbangan terbesar di dunia pada tahun 2042, dengan nilai pasarnya naik menjadi 54,1 miliar dolar AS, demikian menurut perkiraan Airbus China pada Desember 2023.