REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang meyakini dosa yang diperbuat akan langsung diazam ketika menjalani ibadah umroh atau haji. Ujungnya, mereka menjadi takut untuk berangkat ke Tanah Suci.
Sebetulnya, apakah anggapan tersebut benar? Menjawabnya, ustadz Syafiq Riza Basalamah merujuk firman Allah SWT QS Ali Imran ayat 97 untuk ibadah haji.
وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِي
Artinya: "Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana".
Maka bagi Muslim yang baligh, berakal, orang merdeka, dan punya kemampuan, menjadi wajib untuk menunaikan haji. Kemampuan di sini dalam arti sanggup membiayai seluruh kebutuhan di Makkah dan juga tidak menelantarkan yang ditinggalkan di negara asalnya.
Apabila ada orang takut akan balasan dosa, maka perlu disyukuri karena itu artinya masih punya iman dan menyadari pengawasan Allah SWT. Namun, soal balasan dosa sejatinya tidak hanya bisa terjadi di Tanah Suci ketika haji ataupun umroh.
"Bicara balasan atas dosa, itu bukan di Makkah, di negeri kita pun Allah balas, jadi jangan berpikir nanti di Makkah aku dibalas," kata ustadz Syafiq, dikutip dari saluran Youtubenya, Syafiq Riza Basalamah Official, Senin (29/1/2024).
Lebih lanjut, ustadz Syafiq mengatakan siapa pun yang berbuat dosa, maka Allah SWT pasti membalas. Jadi, pembalasan dosa itu bukan hanya di Makkah.
"Barang siapa yang melakukan keburukan (maksiat), maka dia akan mendapatkan balasan karena keburukan yang telah dilakukannya." (QS. An Nisa: 123).
Hanya saja, Makkah adalah kota suci. Jika ada orang yang memiliki niat jahat di negeri asalnya, kemudian ia batalkan niat itu, maka bisa ditulis sebagai pahala.
Akan tetapi, di Makkah, siapa pun yang ingin berbuat jahat, baru niat saja, bisa tetap ada azab Allah. Namun, pembalasan itu tidak hanya ada di Makkah, tetap di manapun manusia berada.