Selasa 30 Jan 2024 08:10 WIB

Ungkit Lagi Nilai Rendah dari Anies, Prabowo: Mbok Ya Jangan Jelek-Jelekin Orang

Prabowo selalu mengungkit penilaian rendah dari Anies di hampir semua agenda kampanye

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan) beradu gagasan dengan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (tengah) saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan) beradu gagasan dengan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (tengah) saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah tiga pekan berlalu sejak capres nomor urut 1, Anies Baswedan memberikan penilaian 11/100 terhadap kinerja capres nomor urut 2, Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. Kendati begitu, Prabowo masih saja mengungkit penilaian rendah dari Anies, sosok yang dulu ia usung menjadi calon gubernur DKI Jakarta.

Terbaru, Prabowo mengungkit penilaian jeblok itu saat berpidato di hadapan ratusan penduduknya dalam acara diskusi Industri Keuangan dan Pasar Modal dalam Road Map Menuju Indonesia Emas yang digelar Relawan Genderang Indonesia Maju di Pasific Place, Jakarta, Senin (29/1/2024) malam.

Baca Juga

Prabowo awalnya menyebut, budaya Indonesia menghormati senior atau orang tua. Salah satu cara menghormati adalah dengan tidak menjelek-jelekkan orang yang lebih senior di muka umum.

Mantan prajurit TNI yang kini berusia 72 tahun itu mengatakan, ihwal penghormatan kepada senior itu sejalan dengan ilmu kepemimpinan yang dia dapat selama aktif di dunia militer. Dia mengaku mendapatkan pemahaman bahwa kepemimpinan adalah cara memanajemen manusia.

"Salah satu asas dalam mengatur manusia adalah ya mbok ya jangan jelek-jelekin orang," kata Prabowo.

Mantan komandan jenderal (danjen) Kopassus TNI AD itu mengatakan, berdasarkan pengalamannya, kalau seorang komandan menjelek-jelekkan anak buahnya di depan orang lain, maka si anak buah akan sedih dan morilnya akan turun. Hal itu tentu kontraproduktif mengingat prajurit TNI harus siap untuk bertarung.

"Tapi kalau rival saya (menjelek-jelekkan) nggak ngertilah. Saya nggak apa-apa dikasih nilai 11, saya nggak apa-apa," kata Prabowo merujuk ke penilaian jeblok dari Anies.

Kekesalan Prabowo itu merupakan buntut dari pernyataan Anies Baswedan saat debat capres di Istora Senayan, Ahad (7/1/2024) lalu. Mantan gubernur DKI Jakarta itu memberikan skor 11 dari 100 atau 1,1 terhadap kinerja Prabowo selaku Menhan. Adapun capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo memberikan nilai 5.

Sejak saat itu, Prabowo selalu mengungkit penilaian rendah dari Anies di hampir semua agenda kampanye yang dia hadiri. Prabowo seperti menjadikan penilaian buruk itu sebagai ‘bahan’ untuk memacu semangat relawan dan pendukungnya agar memberikan nilai tinggi dalam bentuk raihan suara Pilpres 2024 kepada dirinya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ لَا يَحْزُنْكَ الَّذِيْنَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْكُفْرِ مِنَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِاَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوْبُهُمْ ۛ وَمِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا ۛ سَمّٰعُوْنَ لِلْكَذِبِ سَمّٰعُوْنَ لِقَوْمٍ اٰخَرِيْنَۙ لَمْ يَأْتُوْكَ ۗ يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ مِنْۢ بَعْدِ مَوَاضِعِهٖۚ يَقُوْلُوْنَ اِنْ اُوْتِيْتُمْ هٰذَا فَخُذُوْهُ وَاِنْ لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوْا ۗوَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ فِتْنَتَهٗ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهٗ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَمْ يُرِدِ اللّٰهُ اَنْ يُّطَهِّرَ قُلُوْبَهُمْ ۗ لَهُمْ فِى الدُّنْيَا خِزْيٌ ۖوَّلَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
Wahai Rasul (Muhammad)! Janganlah engkau disedihkan karena mereka berlomba-lomba dalam kekafirannya. Yaitu orang-orang (munafik) yang mengatakan dengan mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati mereka belum beriman; dan juga orang-orang Yahudi yang sangat suka mendengar (berita-berita) bohong dan sangat suka mendengar (perkataan-perkataan) orang lain yang belum pernah datang kepadamu. Mereka mengubah kata-kata (Taurat) dari makna yang sebenarnya. Mereka mengatakan, “Jika ini yang diberikan kepadamu (yang sudah diubah) terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah.” Barangsiapa dikehendaki Allah untuk dibiarkan sesat, sedikit pun engkau tidak akan mampu menolak sesuatu pun dari Allah (untuk menolongnya). Mereka itu adalah orang-orang yang sudah tidak dikehendaki Allah untuk menyucikan hati mereka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan di akhirat akan mendapat azab yang besar.

(QS. Al-Ma'idah ayat 41)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement