REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima, mengeklaim ada tekanan terhadap kepala desa di Jawa Tengah. Tekanan tersebut ditujukan agar mereka mendukung satu partai politik baru yang menjadi peserta Pemilu 2024.
"Tekanan kepada kepala desa yang dia dikatakan untuk mendapatkan suara. Per kepala desa adalah 100 suara untuk partai baru untuk lolos di parlemen. Ini yang ada di dapil saya, bukan yang lain," ujar Aria Bima di Media Center Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jakarta, Selasa (30/1/2024).
"Ini bukan sulap, bukan sihir, ini adalah masukan-masukan setelah saya lima hari pulang mendapat laporan," tutur calon anggota legislatif (caleg) di daerah pemilihan Jawa Tengah V itu.
Di samping itu, ia mengamini adanya upaya untuk menggerus suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Jawa Tengah. Salah satunya dengan bantuan sembako.
Aria Bima mengatakan ada pembagian sembako yang nilainya sekira Rp 250 ribu di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Namun, sembako tersebut dijual hanya dengan harga Rp 2.000 untuk memancing masyarakat.
"Betapa rakyat yang tidak punya kekuatan untuk memiliki daya beli sembako, ibaratnya saya anggota DPR, pemerintah juga pemerintah, mereka membuat masyarakat miskin. Daya beli menurun, kemudian masih dikapitalisasi untuk kepentingan politik yang pragmatis," ujar Aria Bima.
Upaya kedua untuk menggerus suara Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah adalah dengan subsidi pupuk sebesar 50 persen. Wakil Ketua Komisi VI DPR itu mengungkapkan, Jawa Tengah adalah penerima subsidi pupuk terbanyak dibandingkan provinsi lain.
"Ini kejadian yang sebenarnya kok, datang seperti Sinterklas memberikan diskon 50 persen dan itu adalah APBN. Ini tidak bisa dikapitalisasi sebagai fungsi elektoral," ujar Aria Bima.