Ditulis oleh Esthi Maharani
BEIJING -- Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan pengungsi Palestina (UNRWA) mempekerjakan lebih dari 13.000 orang di Gaza. Israel menuduh 12 orang staf UNRWA ikut serta dalam serangan 7 Oktober 2023. Buntut dari hasutan itu membuat UNRWA memecat beberapa karyawannya. Hasutan Israel juga membuat negara-negara Barat kompak menghentian pendanaan UNRWA.
Sedikitnya 12 negara, yakni Jerman, Swiss, Italia, Kanada, Finlandia, Australia, Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Prancis, Austria dan Jepang telah memutuskan untuk menangguhkan dana kepada UNRWA. Padahal badan PBB itu didirikan pada 1949 untuk membantu para pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan Lebanon.
Cina mengkritik keputusan tersebut. Cina beranggapan UNRWA telah melakukan upaya penting dalam meringankan situasi kemanusiaan di Gaza dan memainkan peran yang sangat diperlukan dan tidak tergantikan.
"Data menunjukkan bahwa dua pertiga dari dua juta orang di Gaza menerima bantuan dari UNRWA," tutur Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.
Ia mengatakan memastikan berjalannya UNRWA secara normal dan tertib berarti menjaga jaminan hidup paling mendasar bagi masyarakat di Gaza dan harapan terakhir bagi para pengungsi yang hampir putus asa. Terlebih lagi, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan bahwa UNRWA adalah "tulang punggung" dari semua respons kemanusiaan di Gaza.
"Kami mendukung PBB dalam melakukan penyelidikan yang independen, adil dan obyektif. Oleh karena itu, hukuman kolektif terhadap masyarakat di Gaza harus dihindari," ujar Wang Wenbin.
Cina mengajak komunitas global untuk tidak menyangkal semua pekerjaan UNRWA hanya karena tindakan individu tertentu. "Kita tidak boleh membiarkan hukuman kolektif terhadap masyarakat di Gaza. Kita tidak boleh berdiam diri dan melihat situasi kemanusiaan di Gaza semakin buruk," tegas Wang Wenbin. Oleh karena itu, Cina menyerukan kepada komunitas internasional khususnya donor-donor besar, untuk memprioritaskan kehidupan masyarakat di Gaza.
"Barat perlu mempertimbangkan kembali keputusan untuk menangguhkan pendanaan dan terus mendukung pekerjaan UNRWA," kata Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, Cina pada Kamis (1/2/2024).