Ahad 04 Feb 2024 17:30 WIB

BUMN Jadi Koperasi tidak Tepat Bagi Perekonomian

Ide menjadikan perusahaan milik negara ke bentuk koperasi sangat dangkal

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ferry kisihandi
Muslim, anggota Komisi VI DPR
Foto: istimewa
Muslim, anggota Komisi VI DPR

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Munculnya wacana mengubah badan usaha milik negara (BUMN) menjadi koperasi sangat tidak tepat bagi upaya menguatkan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Hal itu diungkapkan Anggota Komisi VI Muslim, Ahad (4/2/2024).

Menurut Muslim, ide menjadikan perusahaan milik negara ke bentuk koperasi sangat dangkal dan justru tidak berpihak pada pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan.

Baca Juga

 “Itu ide yang tak tepat, jangan mengorbankan perekonomian Indonesia dan kesejahteraan masyarakat hanya untuk memperoleh simpati publik lewat ide-ide yang dangkal,” ujar Muslim. Ia mengemukakan, BUMN dan koperasi jelas merupakan dua bentuk yang berbeda. 

Koperasi merupakan lembaga yang hanya beranggotakan perorangan dan melayani aggotanya saja. Sementara BUMN merupakan perusahaan milik negara yang memiliki tangggung jawab sosial kepada publik. 

Kontribusi BUMN, lanjut Muslim, sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Sebagaimana yang terlihat dari pencapaian bisnis dan juga penugasan yang diberikan untuk pemerataan pembangunan di berbagai wilayah Tanah Air. 

"Koperasi tak dapat melakukan penugasan negara terhadap kegiatan ekonomi yang secara bisnis belum layak tapi secara ekonomi harus dilakukan seperti pembangunan infrastruktur, pemerataan distribusi pupuk, sembako, dan banyak aktivitas lain yang selama ini dilakukan  BUMN,” kata dia.

Sebagaimana diketahui, pada 2023, BUMN tercatat telah menyumbangkan dividen kepada negara hingga Rp 82,1 triliun. Angka  tersebut merupakan keuntungan yang terbesar dalam sejarah di Indonesia.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pembubaran korporasi milik negara hanya akan memunculkan pengangguran baru di Indonesia, mengingat sebanyak 1,6 juta orang merupakan pegawai BUMN.

Ia pun menyampaikan, para pegawai BUMN telah membuktikan diri sebagai agen perubahan dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang saat ini pertumbuhannya mencapai 5 persen. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement