REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampanye akbar paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN' di Jakarta International Stadium (JIS) pada Sabtu (10/2/2024) dibanjiri lautan manusia. Partai Nasdem sebagai partai pengusung AMIN dalam Koalisi Perubahan mengatakan antusiasme itu murni partisipasi publik, bukan politik mobilisasi.
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem sekaligus Pelatih atau Coach Tim Nasional (Timnas) Pemenangan AMIN Ahmad Ali mengatakan bahwa itu merupakan fenomena baru upaya perubahan dari politik mobilisasi ke politik partisipasi.
"Kalau mengisi stadion itu hal yang mudah bagi orang berduit, tapi menggerakan orang untuk hadir dengan partisipasi itu hal yang luar biasa yang tidak mungkin bisa dikerjakan oleh orang-orang yang tidak diharapkan oleh masyarakat," kata Ali, Sabtu.
Ali menyebut partisipasi publik itu muncul ketika calon pemimpin yang disodorkan kepada masyarakat ialah yang mampu menjadi harapan masyarakat. Sosok AMIN puk dinilai menjadi tumpuan harapan hingga menciptakan fenomena pergerakan partisipasi publik di Pilpres 2024.
Menurutnya, kemunculan partisipasi publik itu mulai mengalir pasca Anies dideklarasikan sebagai capres dalam Pilpres 2024 oleh Partai Nasdem pada akhir tahun 2022 lalu. Anies kemudian turun ke berbagai penjuru Tanah Air melalui dialog-dialog partisipatif dengan masyarakat yang dikemas ke dalam program di antaranya 'Desak Anies'.
Keberjalanan program Desak Anies, lanjut Ali, semakin diminati oleh masyarakat yang hadir tanpa upaya mobilisasi. Pun tanda ada bayaran.
Menurut Ali, fenomena munculnya partisipasi publik tersebut membantah anggapan bahwa masyarakat Indonesia adalah orang-orang pragmatis. Ia pun menilai memang ada kerinduan di benak masyarakat untuk perubahan. Kerinduan itu memuncak saat kampanye akbar di hari terakhir masa kampanye pada hari ini.
"Artinya bahwa beberapa bulan perjalanan itu sudah terjadi beberapa eskalasi kerinduan masyarakat tapi yang tadi itu puncak dari pada masyarakat menitipkan harapannya," ujarnya.
Lebih lanjut, melihat fenomena tersebut, Ali lantas menyinggung agar para penyelenggara pemilu agar bersikap adil dan tanpa kecurangan dalam Pemilu 2024 ini.
"Itu adalah murni partisipasi masyarakat kehadiran mereka itu bukan sekadar hadir melihat Anies atau mendengarkan orasi Anies tetapi sekaligus mengirimkan pesan menurut saya bahwa pemerintah atau siapapun penyelenggara negara harus berlalu adil untuk semuanya, karena kalau tidak itu potensi terjadinya gejolak sangat besar," ujar Ali.