REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel hingga saat ini masih dilakukan. Sejumlah perusahaan di Indonesia seperti Unilever Indonesia, McDonalds, Starbucks, dan lainnya mulai terdampak akibat aksi boikot terdebut.
“Boikot berdampak signifikan kepada kinerja banyak perusahaan yang menjadi sasaran boikot,” kata Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah kepada Republika, Ahad (11/2/2024).
Dia menjelaskan, penjualan dan laba yang menjadi sasaran boikot mengalami penurunan. Menurutnya, kinerja perusahaan bisa semakin buruk apabila aksi boikot terus berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama.
“Dampaknya akan meluas karena bisa menyebabkan pengurangan tenaga kerja dan pasokan dari industri turunan,” ucap Piter.