Selasa 13 Feb 2024 16:57 WIB

Badan Pangan Sebut Pasokan Beras Mulai Penuhi Pasar Ritel Modern

Arief mengatakan, tidak ada kesulitan dalam proses distribusi beras ke pasar modern.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja melakukan bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja melakukan bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pangan Nasional memastikan distribusi beras ke pasar ritel modern untuk mengatasi kelangkaan di sejumlah wilayah. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, sesuai intruksi Presiden Joko Widodo untuk mengguyur beras ke pasar modern maupun pasar tradisional, Bapanas bergerak cepat bersama Perum Bulog, PT Food Station Tjipinang Raya, Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI), dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO). Sebanyak 50 ribu ton beras dari Bulog mulai masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

"Sejak kemarin, kita setelah dari Istana, langsung koordinasi dengan PERPADI, PIBC, Bulog plus APRINDO. Jadi pertama-tama tugas kita mengisi stok di pasar, sudah dua hari ini kita isi terus stok di modern market. Seharusnya, sampai dengan Lebaran, stok beras itu aman dan terjaga," kata Arief dikutip dari siaran persnya saat meninjau stok beras di gudang PIBC, Jakarta, Selasa (13/02/2024).

Baca Juga

Arief mengatakan, tidak ada kesulitan dalam proses distribusi beras ke pasar modern. Hal ini mengingat stok pasokan beras masih dalam kondisi cukup dan aman.

"Ini tidak sulit, yang sulit itu kalau tidak ada berasnya, ini kan sekarang berasnya banyak. Ini karena Bulog sampai hari ini punya stok beras total 1,3 juta ton dan ini sudah dipersiapkan oleh pemerintah dari jauh-jauh hari. Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) itu harus ada," kata Arief.

Arief pun mengajak masyarakat luas untuk terus menerapkan belanja dengan bijak yang wajar dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini penting agar pemerataan dapat terjadi di setiap elemen masyarakat.

"Yang perlu dijelaskan kepada masyarakat luas, kalau kita itu masak di rumah ya 5 kilogram (kg), 10 kg cukup ya. Tapi kalau belinya sampai 5-10 ton, itu pasti pedagang. Jadi kalau di ritel itu memang belinya yang kemasan kecil 5 kg. Kalau tidak dibatasi, nanti stok di toko cepat habis. Teman-teman di ritel kan juga tidak mau stoknya kosong," kata Arief.

"Jadi masyarakat belanja seperlunya saja, tidak usah khawatir, karena akan dipenuhi seluruhnya. Kalau memang kebutuhan sebulan misalnya 2-3 pack, tidak perlu sampai 10 pack. Kalau rumah tangga 2 pack itu sudah cukup banget. Semua ini tujuannya untuk pemerataan. Jadi jangan dikatakan beras dibatasi 2 pack karena stok kurang," tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua DPD PERPADI DKI Jakarta Nellys Soekidi menjelaskan pihaknya siap membantu distribusi beras ke ritel modern. Ia pastikan stok beras tidak ada kekurangan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

"Saya yakinkan masyarakat tidak (perlu) khawatir. Tidak ada yang namanya stok kurang, hari ini sudah cukup, apalagi sebentar lagi sudah panen. Hari ini teman-teman di PIBC siap untuk membantu (cetak ke beras kemasan 5 kg) antara 500 sampai 1.000 ton per hari," sebut Nellys.

Untuk diketahui, NFA telah mengatur agar penyaluran stok beras Bulog dapat terus digencarkan ke berbagai lini pasar. Beras sejumlah 50 ribu ton oleh Bulog didistribusikan ke PIBC dan kemudian akan dikemas dalam bentuk beras 5 kg dan disalurkan ke ritel modern. 

Sementara itu, beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terus dideraskan ke daerah di seluruh Indonesia. Realisasi beras SPHP sampai 12 Februari 2024 telah menyentuh angka 226 ribu ton. Intervensi pemerintah lainnya akan dilaksanakan dalam bentuk bantuan pangan beras yang akan dimulai lagi mulai 15 Februari mendatang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement