REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR----Masyarakat di Jabar, mulai mengeluhkan kenaikan harga beras yang terus melejit. Salah satunya, seorang ibu rumah tangga, Anggi P yang berdomisili di Citeureup, Kabupaten Bogor mengungkapkan beras tersedia untuk dibeli. Tetapi harganya begitu melonjak naik.
“Untuk pembelian beras Alhamdulillah ada, tapi harganya begitu melonjak naik, kasihan banyak orang yang kesusahan membeli karena harga tidak terjangkau,” ujar Anggi saat dihubungi Republika, Kamis (15/2/2024).
Anggi mengatakan, dahulu harga beras Rp 10.000 sudah bagus kualitasnya. “Sekarang dengan harga Rp 15.000 kita baru bisa beli yang kualitas bagus, kalau di bawah harga segitu berasnya kurang bagus,” ujar perempuan berusia 52 tahun ini.
Selain itu, menurut Anggi, dia membeli beras sekitar 30 liter untuk sebulan. Dia membeli beras langsung ke pasar agar mendapatkan harga yang agak lebih murah sedikit. Karena, kalau membeli beras di warung, harganya akan lebih mahal. “Sebulan sekitar 30 liter. Suka langsung ke pasar biar rada murah dikit,” ujarnya.
Di sisi lain, Anggi memiliki cara menyiasati supaya keluarganya tetap bisa makan. Yakni, porsinya dikurangi dari biasanya. “Untuk menyiasatinya supaya kita bisa tetap bisa makan, maka porsinya kita kurangi dari biasanya, yang penting semua anggota keluarga kebagian semua,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, masalah kelangkaan dan lonjakan beras di sejumlah daerah disebabkan karena terganggunya distribusi pasokan. Salah satunya yakni karena bencana banjir yang terjadi di Demak.
“Ini hanya masalah misalnya distribusinya terganggu karena banjir. Di Demak kemarin misalnya seperti itu,” kata Jokowi usai mencoblos di Gedung LAN, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).
Menurut Jokowi, stok beras di Bulog saat ini masih cukup banyak. Begitu juga dengan stok beras medium maupun premium yang disebutnya masih tersedia. Karena itu, Jokowi pun meminta agar masalah kelangkaan beras ini tidak dikhawatirkan masyarakat.