REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pasar modal Teguh Hidayat menyatakan perlambatan ekonomi Jepang tidak memberikan dampak negatif terhadap pasar modal di Indonesia karena indeks Nikkei 225 sedang berada dalam posisi yang tinggi.
“Pasar modalnya di sana Nikkei itu justru sekarang lagi dalam posisi salah satu yang tertinggi sepanjang sejarah. Jadi, harusnya tidak ada dampak negatif terhadap pasar modal kita,” ujar Teguh Hidayat saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat (16/2/2024).
Menurutnya, melihat indeks pasar saham tersebut yang kini melebihi angka 38.000 dan hampir mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, tidak sedang terjadi resesi di Jepang.
Namun, ia mengakui ada perlambatan ekonomi di Negeri Sakura itu, dilihat dari pertumbuhan ekonominya yang minus 3,3 persen yoy pada kuartal III serta minus 0,4 pada kuartal IV tahun lalu.
Selain itu, Teguh menuturkan pertumbuhan PDB Jepang juga turun dari 1,7 persen di 2022 menjadi 1 persen di 2023. “Tapi, angka pertumbuhan segitu untuk sebuah negara maju terhitung masih cukup tinggi,” ucapnya.
Indeks Nikkei 225 ditutup naik sebesar 329,30 poin, atau sekitar 0,86 persen, menjadi 38.487,24 hari ini.
Indeks tersebut menguat ke tingkat tertinggi dalam 34 tahun terakhir berkat sentimen positif terhadap Wall Street karena adanya optimisme pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.