Selasa 20 Feb 2024 15:22 WIB

Anies: Problem Terbesar Kecurangan Pemilu Bukan di TPS, Tapi Pra-TPS 

Anies menyebut kecurangan itu sangat mengkhawatirkan kondisi demokrasi tanah air.

Rep: Eva Rianti/ Red: Teguh Firmansyah
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengungkapkan kecurangan yang terjadi dalam pemilu 2024 dan menjadi masalah besar adalah sebelum hari pencoblosan atau ia menyebutnya pra-tempat pemungutan suara (TPS). Hal itu diungkapkan berdasarkan hasil pengumpulan data dan fakta dari Tim Hukum Nasional (THN) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN'. 

 "Kami ingin sampaikan kepada semua dari temuan sementara kami menemukan problem yang terbesar bukan di TPS, tapi problem terbesar yang ditemukan adalah kegiatan-kegiatan pra TPS," kata Anies dalam konferensi pers tentang perkembangan persiapan langkah hukum paslon AMIN di Posko THN AMIN di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024). 

 

Anies menuturkan, pra-TPS yang dimaksud adalah segala upaya sebelum hari pencoblosan yang dilakukan untuk melancarkan suara salah satu paslon dalam Pilpres. Sehingga ada langkah merekayasa suara. 

 

"Kegiatan pra TPS itu kegiatan-kegiatan yang membuat aktivitas di TPS itu dipengaruhi dan tidak mencerminkan aspirasi rakyat yang semula ada. Ini temuan yang paling mendasar," jelasnya. 

 

Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 itu menyayangkan terjadinya dugaan kecurangan yang dilakukan pihak tertentu pra-TPS. Ia mengaku hal itu sangat mengkhawatirkan kondisi demokrasi. 

 

"Ini yang sangat mengkhawatirkan. Jadi kualitas dari hasil pemilu yang sesungguhnya harus mencerminkan aspirasi rakyat di dalam temuan kami sebagian bukan aspirasi rakyat. Sebagian adalah aspirasi yang dipaksakan kepada rakyat," ungkapnya. 

 

"Dan proses itu tidak terjadi kebanyakan di TPS atau sesudah TPS tapi terjadinya sebelum sampai ke TPS. Sebagai sebuah praktik ketidakjujuran ini peningkatkan kualitasnya dibanding dulu-dulu dan ini yang bisa ganggu demokrasi kita," lanjutnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement