REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Corporate Communication Plasticpay, Imam Pesuwaryantoro, mengatakan bahwa program Trash4Cash menjadi salah satu langkah nyata dari Jamkrindo, Plasticpay, dan Republika, untuk mengurangi sampah plastik yang ada di Indonesia. Mengingat, jumlah sampah plastik di Indonesia sangatlah banyak mencapai 65,2 juta ton atau peringkat kelima terbanyak di dunia, menurut data World Bank 2020.
Imam berharap, program Trash4Cash bisa membuat sampah plastik terolah dengan baik dan tidak berakhir di TPA, daratan, dan bahkan lautan. Selain itu, dengan hadirnya Reverse Vending Machine (RVM) di kantor Jamkrindo bisa memudah masyarakat untuk mengelola sampah plastik yang dihasilkan.
“Hadirnya program ini diharapkan bisa mengubah perilaku, mengubah masyarakat untuk bisa lebih bertanggung jawab terhadap sampah plastik yang dihasilkan, dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya. Kalau botol plastik bisa ditukarkan di vending machine ini,” kata Imam saat diwawancarai Republika usai launching program Trash4Cash di kantor Jamkrindo, Kemayoran, Rabu (21/2/2024).
Imam menjelaskan bahwa setiap sampah plastik yang ditukarkan akan mendapat Plasticpay Poin senilai Rp 56 yang bisa di-redeem ke berbagai e-wallet. Adapun sampah plastik yang sudah terkumpul kemudian akan didaur ulang, diubah menjadi butiran, Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF), benang, serta kain.
Hasilnya adalah Eco-friendly fiber dan kain daur ulang yang memenuhi semua standar kualitas tinggi yang dapat digunakan untuk bantal, boneka, tempat tidur, karpet, furniture, interior otomotif, dan produk non-woven atau woven. Dalam proses daur ulang tersebut, Plasticpay juga melibatkan UMKM sebagai mitra. Dengan begitu, selain menjaga bumi dari kerusakan akibat sampah plastik, Trash4Cash juga memiliki nilai jual dan dapat mendorong terwujudnya ekonomi sirkular.
“Kerja sama strategis antara Plasticpay, Jamkrindo, dan Republika, itu diharapkan bisa meningkatkan enggak cuma hilirisasi sampah menjadi raw material tetapi juga menjadi produk yang memiliki nilai jual, sehingga perputaran ekonomi bisa terjadi,” kata Imam.
Ia pun berharap, ke depannya perusahaan-perusahaan lain bisa mengadopsi gerakan ini sebagai bagian dari tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan.