REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Anggota kabinet perang Israel Benny Gantz mengatakan terdapat "tanda-tanda awal kemajuan menjanjikan" kesepakatan baru dalam pembebasan sisa sandera yang masih ditawan Hamas. Kesepakatan yang dinegosiasikan Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar yang termasuk juga untuk mengamankan gencatan senjata.
"Kami tidak akan berhenti mencari cara dan kami tidak akan melewatkan kesempatan untuk membawa pulang putra dan putri kami," kata Gantz dalam konferensi pers yang disiarkan di televisi, seperti dikutip Aljazirah, Rabu (21/2/2024).
Namun Gantz memperingatkan bila tidak ada kesepakatan yang tercapai, maka militer Israel akan melanjutkan perang sampai bulan suci Ramadhan yang akan dimulai bulan depan. Perundingan yang sudah berlangsung beberapa pekan itu belum membuahkan hasil.
Israel juga menolak permintaan Hamas untuk menghentikan serangan dan menarik pasukan dari Gaza sebagai imbalan pembebasan sisa sandera. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan permintaan itu "delusional." Selama gencatan senjata akhir November tahun lalu sebanyak 110 sandera yang ditawan Hamas dalam serangan mendadak 7 Oktober dibebaskan.
Sebagai gantinya Israel membebaskan 240 tahanan Palestina dari penjara Israel. Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Program Pangan Dunia mengatakan mereka menangguhkan pengiriman bantuan ke utara Gaza setelah truk-truk mereka diserang dan dijarah massa yang lapar.
Pada Rabu (21/2/2024) Inggris mengatakan Yordania menjatuhkan empat ton bantuan yang didanai Inggris termasuk obat-obatan, makanan dan bahan bakar ke Rumah Sakit Tal Al-Hawa di utara Gaza. "Namun masih banyak bantuan yang dibutuhkan, dan diperlukan secepatnya," kata Inggris.