Senin 26 Feb 2024 22:05 WIB

Larangan Mendatangi Dukun

Umat Islam dilarang mendatangi dukun.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Praktik sihir atau ilmu hitam (ilustrasi).Kekuatan dukun tak hanya dipercaya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.
Foto: www.freepik.com
Praktik sihir atau ilmu hitam (ilustrasi).Kekuatan dukun tak hanya dipercaya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Suatu ketika dikisahkan, Nabi Muhammad SAW sedang memimpin sholat jamaah di masjid. Tiba-tiba seorang makmum bersin dan Muawiyah bin Al-Hakam yang berada di sebelahnya menjawab, “Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu)."

Para jamaah yang sedang sholat berpaling kepada Muawiyah bin Al-Hakam dengan pandangan menyalahkannya.

Baca Juga

Muawiyah bin Al-Hakam berkata, “Kenapa kalian melihatku seperti itu?”

Seketika itu, jamaah yang sedang sholat memukulkan tangan mereka ke paha sebagai isyarat agar Muawiyah bin Al-Hakam tidak bicara saat sholat. Maka, Muawiyah bin Al-Hakam pun diam hingga sholat selesa.

Setelah sholat, Nabi Muhammad SAW. menghadap kepada jamaah dan berkata, "Ketika sholat, jangan sampai keluar satu ucapan pun. Dalam sholat hanya ada tasbih, takbir, dan bacaan Alquran."

Muawiyah bin Al-Hakam yang merasa bersalah berkata, “Wahai Rasulullah, aku baru saja lepas dari keadaan jahiliah dan memasuki Islam. Sesungguhnya, banyak di antara kami yang biasa mendatangi dukun yang mengaku memiliki ilmu gaib.”

Nabi Muhammad SAW berkata, “Jangan datangi mereka! (para dukun).”

Muawiyah bin Al-Hakam berkata lagi, "Di antara kami juga ada orang yang suka ber-tathayyur (menganggap sial dengan sesuatu, seperti dengan suara burung, dan lain-lain)."

Nabi Muhammad SAW menjawab lagi, “Itu adalah sesuatu yang dibuat-buat dalam dada mereka. Jangan sampai semua itu menghalangi dari tujuan mereka, karena semua itu tidak berpengaruh, tidak mendatangkan manfaat maupun mudharat."

Dalam kisah lain, sebagaimana dilansir dari buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW yang ditulis Fuad Abdurahman diterbitkan Penerbit Noura Books, 2015.

Dikisahkan bahwa suatu hari orang Yahudi mendatangi Rasulullah SAW yang sedang bersama istrinya, Aisyah Radhiyallahu anha. 

Mereka orang Yahudi berkata, “Assamu ‘alaikum! (kebinasaan bagimu).”

Rasulullah SAW menjawab, “Wa ‘alaikum (dan atasmu juga)!” 

Aisyah juga menjawab, “Assamu ‘alaikum wa la‘anakumullah wa ghadiba ‘alaikum (Kebinasaan bagi kalian, laknat, dan murka Allah atas kalian).”

Nabi Muhammad SAW berkata, “Tahan ucapanmu, hai Aisyah. Kau seharusnya berlemah lembut. Berhati-hatilah dari sikap keras dan keji.” 

Aisyah menjawab, "Apakah engkau tidak mendengar apa yang mereka ucapkan?”

Nabi Muhammad SAW berkata kepada Aisyah, “Apakah kau juga tidak mendengar apa yang kuucapkan? Aku telah membalas mereka. Ucapanku dikabulkan, sedangkan ucapan mereka tidak akan.”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Janganlah kau (Aisyah) menjadi orang yang berbuat keji, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai perkataan yang keji dan kotor."

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement