Selasa 27 Feb 2024 20:49 WIB

Warga Jakbar Diimbau tidak Timbun Sembako dari Pasar Murah

Pembelian masyarakat di pasar murah dibatasi.

Warga membawa beras saat bazar pasar murah di Kantor Kecamatan Pancoran, Jakarta, Senin (26/2/2024). Bazar pasar murah yang menjual kebutuhan pokok seperti beras SPHP Rp 53.000, beras permium Rp 69.500, tepung terigu Rp 12.000 dan minyak goreng kita Rp 17.000 itu untuk membantu masyarakat mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau terutama beras yang mengalami kenaikan harga.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga membawa beras saat bazar pasar murah di Kantor Kecamatan Pancoran, Jakarta, Senin (26/2/2024). Bazar pasar murah yang menjual kebutuhan pokok seperti beras SPHP Rp 53.000, beras permium Rp 69.500, tepung terigu Rp 12.000 dan minyak goreng kita Rp 17.000 itu untuk membantu masyarakat mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau terutama beras yang mengalami kenaikan harga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Jakarta Barat Iqbal Idham Ramid meminta masyarakat tidak menimbun sembako dari kegiatan pasar murah yang digelar di wilayah tersebut.

Penimbunan sembako dari pasar murah dapat menyebabkan keberadaan bahan pangan semakin langka.

Baca Juga

"Artinya pemerintah provinsi menjamin ketersediaan beras untuk kebutuhan kita sampai dengan nanti bulan Ramadhan. Jadi kalau misalnya kita banyak yang nimbun artinya nanti beras makin langka," kata Iqbal saat dihubungi di Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Karena itu, dia meminta masyarakat untuk membeli bahan pangan sesuai kebutuhan. Pihaknya pun telah melakukan pembatasan kuota pembelian terhadap masing-masing orang pada kegiatan pasar murah.

"Artinya beli sesuai dengan kebutuhan. Makanya kita batasi satu orang, pembeliannya satu karung atau lima kilogram (beras)," kata Iqbal.

Pembatasan kuota pembelian sembako perorangan tersebut dilakukan untuk mencegah adanya kecenderungan ketakutan akan kelangkaan pangan dalam masyarakat.

"Jadi terkait dengan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ini sebenarnya siapa pun boleh beli. Jadi silakan dimanfaatkan. Namun, warga diharapkan tidak fomo, artinya takut beras enggak ada jadi akhirnya menimbun," ujar dia.

Di wilayah Jakarta Barat, sembako murah dilakukan di delapan kecamatan mulai 26 Februari 2024 sampai dengan 7 Maret 2024. Pada 27-28 Februari 2024, pasar murah diadakan di Kecamatan Kembangan dan Cengkareng.

"Hari pertama (26/2/2024) itu terjual tiga ton beras SPHP di dua kecamatan, Bulog premium 500 kilogram, gula 48 kilogram, minyak goreng 900 militer, 120 bungkus. Semuanya habis terjual, kecuali gula sisa 18 kilogram di Cengkareng," kata Iqbal.

Pada hari kedua, bahan pangan ditambah sesuai kehadiran masyarakat. "Terjual habis 4,5 ton beras SPHP di dua kecamatan, Bulog premium 500 kilogram, gula 48 kilogram (bungkus), minyak goreng 900 militer itu 120 bungkus," kata Iqbal.

Iqbal juga menambahkan kegiatan pasar murah tersebut merupakan program Pemprov DKI Jakarta, Kementerian Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI, bersama dengan Bulog, utamanya untuk menyalurkan beras SPHP.

"Jadi kan kalau kemarin kan isu yang berkembang itu adalah kelangkaan beras sehingga harga beras meningkat," katanya.

"Nah, dalam langkah menstabilkan itu ya kita turunkan beras murah untuk membantu masyarakat menghadapi kelangkaan dan untuk menstabilisasi harga yang ada di pasaran," kata Iqbal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement