REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ahli biostatistika dan epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengingatkan bahaya leptospirosis, yang diakibatkan bakteri Leptospira di tengah puncak musim penghujan. Windhu menjelaskan, penyakit leptospirosis termasuk dalam penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan, terutama tikus ke manusia ataupun sebaliknya.
"Agen dari penyakit leptospirosis yakni bakteri Leptospira. Bakteri Leptospira ini berbentuk lancip dan umumnya mereka tinggal di ginjal tikus. Hal ini sangat riskan jika tikus pipis di genangan air saat banjir. Hal ini dapat menyebabkan penularan bakteri leptospira dari hewan ke manusia," kata Windhu, Rabu (28/2/2024).
Windhu menerangkan, bakteri leptospira sangat mudah untuk masuk dalam tubuh manusia, terutama saat musim penghujan atau bencana banjir. Pintu masuknya biasanya kaki yang terkena genangan air saat hujan.
"Hal yang biasanya yang dianggap remeh justru berpotensi untuk kita dapat tertular leptospirosis. Salah satunya, tidak memakai alas kaki jika terjadi banjir atau melewati genangan. Ditambah, jika ada luka akan mempercepat masuknya bakteri Leptospira ke dalam tubuh manusia," ujar Windhu.
Windhu menegaskan, saat melewati genangan air atau banjir, sangat dianjurkan mengenakan alas kaki yang tepat. Yakni, sepatu boots atau plastik penutup kaki. Menurutnya, langkah sederhana tersebut dapat mencegah manusia untuk dapat terinfeksi leptospirosis.
Windhu mengatakan, penyakit leptospirosis banyak dipandang sebelah mata karena dampak yang disebabkan penyakit tersebut tidaklah berat. Nyatanya, kata dia, penyakit leptospirosis dapat menyebabkan kematian manusia jika tidak tertangani dengan baik. Salah satu yang dapat dilakukan yakni dengan deteksi dini.
Salah satu gejala yang kerap kali dialami oleh orang yang mengidap penyakit leptospirosis yakni demam yang tinggi, tubuh yang menggigil, mata yang kekuningan, dan rasa nyeri pada beberapa bagian tubuh. Jika mengalami gejala tersebut, kata dia, harus segera melakukan pemeriksaan lebih dalam.
"Sebenarnya orang yang terjangkit leptospirosis ini tidak memiliki kekhasan untuk gejala awalnya. Justru gejala yang timbul kerap kali memiliki kemiripan dengan penyakit lainnya. Maka demikian, jika sudah dirasa mengalami gejala tersebut sebaiknya langsung melakukan pemeriksaan oleh tenaga profesional," ucapnya.
Windhu mengingatkan, pencegahan leptospirosis dapat dimulai dari diri sendiri. Yakni dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, lingkungan yang bersih juga menjadi salah satu kunci dalam pencegahan leptospirosis.
"Lingkungan yang bersih tidak hanya membuat nyaman juga menciptakan kehidupan yang bersih dari penyakit," kata dia.