REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekelompok cendekiawan Islam terkemuka dari seluruh dunia telah berkolaborasi untuk menghasilkan sebuah dokumen penting yang menyajikan sudut pandang Islam yang komprehensif mengenai tanggung jawab moral lingkungan, yang diketahui tertanam kuat dalam agama.
Dokumen tersebut, Al Mizan: Sebuah Perjanjian untuk Bumi, diresmikan pada Majelis Lingkungan Hidup PBB (UNEA-6), badan pengambil keputusan tingkat tertinggi di dunia mengenai lingkungan hidup, di markas besar Program Lingkungan Hidup PBB (UNEP) di Nairobi, Kenya pada 27 Februari 2024.
Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip teologis dan etika, seperti kasih sayang, keadilan, dan keterhubungan, yang bersama-sama berfungsi sebagai panduan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Hal ini juga diharapkan dapat mendorong tindakan kolektif untuk mengatasi perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati dan polusi sambil menekankan kebutuhan mendesak untuk melindungi planet kita.
“Al Mizan lebih dari sekedar dokumen, ini adalah katalis untuk perubahan. Hal ini memberikan kerangka kerja bagi individu, komunitas, dan lembaga untuk menerjemahkan nilai-nilai Islam ke dalam tindakan nyata,” kata Direktur Koalisi Iman untuk Bumi UNEP, Iyad Abumoghli, dilansir dari laman TRT World, Kamis (29/2/2024)
“Meskipun didasarkan pada prinsip-prinsip Islam, Al Mizan menyebarkan pesannya kepada orang-orang dari semua agama dan latar belakang. Hal ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk tindakan kolektif di seluruh dunia, mengakui bahwa tantangan lingkungan melampaui batas-batas agama dan budaya,” ujar Iyad.
Sebuah karya Islam yang setara dengan Laudato Si karya Paus Fransiskus yang diluncurkan pada tahun 2015 dan dipandang sebagai dokumen Vatikan paling komprehensif yang berpusat pada lingkungan, etika, dan iman Kristen. Al Mizan adalah karya dari sebuah ansambel internasional yang terdiri dari para teolog lingkungan Muslim dan cendekiawan dari berbagai bidang. Berlatar belakang Islam yang memiliki pengalaman praktis luas dalam pekerjaan lingkungan dan iklim berbasis agama.
Inisiatif ini dipimpin oleh Yayasan Islam untuk Ilmu Ekologi dan Lingkungan (IFEES) yang berbasis di Inggris dan difasilitasi oleh Koalisi Iman untuk Bumi UNEP. Mitra utama lainnya termasuk Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Dunia Islam (ICESCO), Universitas Uskudar, Universitas Hamad, Quranic Botanic Garden dan Anaq el Ard.
Menurut Fazlun Khalid, direktur pendiri IFEES, “Al Mizan sebagai cahaya penuntun, terinspirasi oleh iman dan didorong oleh tanggung jawab, untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi diri kita sendiri dan generasi mendatang.”
Salah satu anggota tim perumus, Dr. Ibrahim Ozdemir, mengatakan dokumen tersebut “mewakili suara yang kuat, mengingatkan kita bahwa agama Islam menyerukan pengelolaan lingkungan yang aktif."
Al Mizan didukung oleh Dewan Sesepuh Muslim dan telah ditinjau oleh lebih dari 300 organisasi Islam dan internasional. Dokumen ini akan didukung oleh inisiatif seperti Akademi Al Mizan, dewan pemuda dan pertemuan puncak, serta konferensi dua tahunan, penghargaan global atas prestasi, dan banyak lagi.