Jumat 01 Mar 2024 18:28 WIB

Korsel-Jepang Berupaya Atasi Masa Lalu Menyakitkan

Korsel memperingati gerakan kemerdekaan melawan pendudukan Jepang di Korea.

Rep: Lintar Satria/ Red: Didi Purwadi
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol.
Foto: AP Photo/Yonhap
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol, mengatakan peningkatan hubungan dengan Jepang akan membantu menghadapi ancaman serangan dari Pyongyang. Ia menyerukan masyarakat internasional untuk membantu reunifikasi dengan Korea Utara (Korut).

Di bawah pemerintahan Yoon, Seoul berusaha memperbaiki hubungan dengan Tokyo saat pengaruh Cina semakin kuat. Sementara, program nuklir dan rudal Korut terus berkembang.

Pemerintah Korsel sebelumnya berselisih dengan Jepang mengenai isu masa kolonial Jepang di semenanjung Korea. Dalam pidato hari kemerdekaan, Yoon mengatakan tahun depan akan menjadi 60 tahun normalisasi hubungan dengan Jepang.

Ia berharap hal itu dapat memberi kesempatan hubungan bilateral dua negara mencapai 'tingkat yang lebih tinggi'. ''Kini Korea Selatan dan Jepang bekerja sama untuk mengatasi masa lalu yang menyakitkan dan bergerak menuju 'dunia baru'," katanya dalam pidato memperingati terbentuknya gerakan kemerdekaan melawan pendudukan Jepang di Korea pada tahun 1910-1945, Jumat (1/3/2024).