Rabu 06 Mar 2024 19:47 WIB

Sinyal Data Seluler Dimatikan, WiFi Tetap Nyala Saat Nyepi

Hari Raya Nyepi cakka 1946 jatuh pada Senin (11/3/2024).

Red: Reiny Dwinanda
Pecalang atau petugas pengamanan desa adat di Bali memantau situasi jalan raya saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di wilayah Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Kamis (3/3/2022). Pengamanan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di desa tersebut untuk menjamin keamanan dan kelancaran umat Hindu dalam menjalani
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Pecalang atau petugas pengamanan desa adat di Bali memantau situasi jalan raya saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di wilayah Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Kamis (3/3/2022). Pengamanan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di desa tersebut untuk menjamin keamanan dan kelancaran umat Hindu dalam menjalani

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Kesbangpol Provinsi Bali memastikan internet dengan jaringan kabel (WiFi) tetap menyala saat Hari Raya Nyepi cakka 1946 yang jatuh pada Senin (11/3/2024). Kebijakan itu diberlakukan sebagai hasil evaluasi beberapa tahun terakhir.

"Sama seperti seruan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), data seluler kami matikan, tapi untuk WiFi tetap bisa hidup," kata Kepala Badan Kesbangpol Bali I Gusti Ngurah Wiryanata di Denpasar, Rabu (6/3/2024).

Baca Juga

Saat Hari Raya Nyepi selama beberapa tahun terakhir, Pemprov Bali mencermati masyarakat kerap melakukan siaran langsung di jalan. Padahal, kegiatan itu dilarang dalam Catur Brata Penyepian, yaitu tidak bepergian.

Dengan mematikan jaringan internet pada telepon pintar atau kartu SIM, masyarakat diharapkan tak melakukan tindakan tersebut. Umat Hindu diharapkan tetap berada di dalam rumah selama 24 jam penuh.

"Mereka melakukan pelanggaran, tetapi dengan bangganya menunjukkan pelanggarannya, kalau dengan WiFi kan mau tidak mau harus di rumah, yang sering muncul yang siaran langsung itu di jalan," ujar Wiryanata.

Menurut Wiryanata, upaya mematikan data seluler ini dari tahun ke tahun disambut positif oleh perusahaan penyedia jasa internet (provider). Selama ini, mereka mendukung dengan mematikan jaringannya di seluruh telepon pintar area Pulau Dewata.

"Kami evaluasi tidak ada keluhan dari provider, mereka semua selalu mematikan jaringan hari itu, tapi WiFi milik mereka (perusahaan provider) masih bisa digunakan, hanya data seluler mereka yang tidak bisa, tidak ada persoalan pelaksanaan tahun kemarin," kata dia.

Pemprov Bali †elah mengajukan permohonan ke Kementerian Kominfo untuk berkomunikasi dengan para penyedia jasa agar mereka mematikan jaringan pada produk data seluler, bukan perangkat elektronik WiFi. Pemprov Bali juga meminta agar penyedia layanan menyebarkan pesan serentak sebagai imbauan bagi pelanggannya.

Alasan lain jaringan internet pada perangkat WiFi tetap menyala, menurut Wiryanata, ialah demi kepentingan pada objek-objek vital, seperti rumah sakit, fasilitas umum, kantor pelayanan aparat keamanan, seperti kepolisian dan TNI.

"Pokoknya, sepanjang jaringannya menggunakan WiFi, bisa digunakan, yang dimatikan data selulernya, yang pakai kartu SIM," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement