REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dadan Nugraha mengatakan, digitalisasi memainkan peran penting untuk mendorong UMKM lebih naik kelas. Terdapat dua aspek pemanfaatan digitalisasi oleh pelaku UMKM.
"Pertama, dari sisi manajemen. Digitalisasi bisa membantu UMKM lebih baik pada sisi manajemen keuangan, tenaga kerja, produksi, bahan baku dan lainnya," katanya, Rabu (6/3/2024).
Kedua, kata Dadan, digitalisasi membantu UMKM untuk memperluas akses pasar. Dalam kerangka memperluas pasar itu, UMKM juga harus tetap memperhatikan kualitas produk.
Dadan melanjutkan, BRIN telah bekerja sama dengan Sampoerna dan INOTEK sejak 2023 lalu karena memiliki kesamaan visi untuk mendukung UMKM naik kelas, go global.
BRIN fokus membantu UMKM untuk meningkatkan kualitas produk lewat suntikan teknologi tepat guna seperti kemasan yang baik, membantu makanan lebih tahan lama, dan lainnya.
BRIN memiliki lebih dari 10 ribu periset berbagai sektor yang dapat diaplikasikan pada produk UMKM. BRIN selalu terbuka untuk berkolaborasi membantu UMKM nasional berkembang dan lebih maju.
"Dari survei kami tahun lalu, sekitar 75 persen UMKM menyatakan masalahnya di modal dan peralatan. Ada 25 persen yang menyatakan masalahnya ada di teknologi. Kami berusaha sasar menyelesaikan yang 25 persen itu," paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Urusan Eksternal Sampoerna Ishak Danuningrat mengatakan, Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 membuka kesempatan bagi 1.000 UMKM dari DKI Jakarta dan Jawa Barat untuk akselerasi kegiatan wirausaha.
"Nantinya 10 peserta terbaik akan turut berkompetisi pada acara puncak, yaitu IDEAL (Inovasi dan Digitalisasi Entrepreneur untuk Akselerasi Lanjutan) yang direncanakan akan digelar di bulan Agustus, di mana para peserta terbaik ini akan mendapatkan manfaat berupa pendampingan untuk peningkatan kapasitas produksi oleh BRIN," katanya.
Ishak melanjutkan, UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional yang membutuhkan dukungan semua pihak. Untuk itu kolaborasi dengan semua pihak sangat penting guna membantu UMKM lebih maju. Salah satu tantangan pengembangan UMKM, paparnya, ialah akses pasar. Sampoerna dan INOTEK berusaha menjawab tantangan itu melalui berbagai macam pelatihan dan workshop, termasuk digitalisasi, legalitas usaha, manajemen usaha dan lainnya.
"Kami percaya digitalisasi dan pendampingan adalah kunci mendukung UMKM agar semakin berdaya dan dapat menjadi bagian dari rantai pasok global. Jadi tidak hanya lokal, kami berharap sampai ke global," paparnya.
Ishak menegaskan, Sampoerna yang pada 2024 telah beroperasi di Indonesia selama 111 tahun ini konsisten berkomitmen untuk mengembangan UMKM Indonesia. Melalui program keberlanjutan Sampoerna Untuk Indonesia, Sampoerna memiliki dua program untuk UMKM.
Pertama, program SETC yang sudah hadir sejak 2007. SETC adalah program kewirausahaan terintegrasi meliputi pelatihan hingga pendampingan UMKM berbagai bidang termasuk hard dan soft skill hingga networking antarpelaku usaha.
Program SETC ditunjang oleh pusat pelatihan seluas 27 hektare (ha) berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur. Hingga saat ini, SETC telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 70.000 peserta dari seluruh Indonesia.
Kedua, program SRC yang hadir sejak 2008. SRC bertujuan membina toko kelontong tradisional lebih modern dan mendapatkan akses digital. Saat ini ekosistem SRC telah terkoneksi dengan sekitar 250 ribu toko kelontong di seluruh Indonesia.
Toko SRC memiliki Pojok Lokal di mana para pelaku UMKM di sekitar SRC dapat menitipkan produk mereka di toko tersebut. Adapun, mayoritas pelaku UMKM binaan program SETC dan SRC ialah perempuan. "Ini sama dengan yang disampaikan oleh Presiden beberapa waktu lalu, bahwa tulang punggung dari UMKM adalah para perempuan. Melalui SETC dan SRC kami berharap UMKM Indonesia dapat menjadi lebih produktif, mandiri dan berdaya saing," imbuhnya.
Sementara itu, Dewan Pengurus INOTEK Indra C. Uno mengatakan, INOTEK yakin penerapan teknologi aplikatif dan tepat guna akan memberikan manfaat dan dampak sosial ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 yang berkonsentrasi di Jakarta dan Jawa Barat diharapkan dapat ikut berkontribusi pada target pemerintah yakni sebanyak 30 juta UMKM masuk ekosistem digital dan 1 juta UMKM bersertifikasi halal.
“Pemanfaatan teknologi digital menjadi keniscayaan karena teknologi digital dapat mengoptimalkan sebuah proses kerja secara keseluruhan baik dari sisi biaya, kecepatan dan kualitas,” imbuhnya.
Kepala Bidang UKM Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil DKI Jakarta Adhitya Pratama Yudha Saputra, mewakili Penjabat Gubernur DKI Jakarta, mengapresiasi prakarsa Sampoerna dan INOTEK yang kembali menyelenggarakan Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024.
"Kami menyambut baik prakarsa dari Sampoerna dan INOTEK yang bertindak sebagai inkubator bisnis berbasis teknologi tepat guna, yang telah konsisten melaksanakan Program UMKM Untuk Indonesia sejak 2022," katanya di Jakarta, Rabu.
Ia melanjutkan, digitalisasi UMKM merupakan suatu keharusan untuk pengembangan UMKM. Sebanyak 120 UMKM asal DKI Jakarta akan mengikuti Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa sejumlah workshop dan pelatihan pada program ini akan memberikan penguatan UMKM khususnya terkait digitalisasi, pemanfaatan lokapasar (marketplace) hingga membuka akses pasar.
Adhitya menegaskan Pemprov DKI Jakarta berharap Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 dapat mengakselerasi pengembangan UMKM di Jakarta, khususnya peserta Jakarta Entrepreneur untuk penguatan kapasitas pemasaran online dan pencatatan keuangan secara digital.
"Dengan demikian, pelaku UMKM semakin siap bersaing pada era transformasi digital sehingga dapat memperkuat perekonomian di DKI Jakarta," katanya.