Sabtu 09 Mar 2024 22:41 WIB

Sejarah Masjid Kucing

Masjid Kucing berlokasi sekitar dua kilometer dari Masjidil Haram.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Masjid Ar-Rayah yang dikenal jamaah Indonesia sebagai masjid kucing.
Foto: youtube
Masjid Ar-Rayah yang dikenal jamaah Indonesia sebagai masjid kucing.

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Masjid Ar-Ra'yah berlokasi di sekitar dua kilometer dari Kabah di Masjidil Haram, letaknya tidak jauh dari dari Terminal Syib Amir. Namun, keberadaan Masjid Ar-Ra'yah kini sudah tidak ada lagi karena sudah dirobohkan.

Jamaah haji Indonesia yang jumlahnya selalu menjadi yang terbanyak menamai Ar-Ra'yah sebagai Masjid Kucing. Sebab, sepengetahuan jamaah haji Indonesia, di sekitar masjid tersebut selalu banyak kucing.

Baca Juga

Syamsul seorang mukimin yang sudah sekitar 20 tahun tinggal di Arab Saudi menceritakan, Masjid Kucing bukanlah nama sebenarnya, nama sebenarnya adalah Ar-Ra'yah dalam bahasa Indonesia disebut Masjid Bendera. Sejarahnya, masjid tersebut berkaitan dengan peristiwa ketika Rasulullah SAW menaklukan Makkah.

"Ketika Rasulullah SAW menaklukan kota Makkah pada tahun ke-8 Hijriyah, kaum kafir Makkah menyerahkan diri semuanya kepada baginda Nabi Muhammad SAW," kata Syamsul. 

Syamsul mengatakan, saat baginda Nabi Muhammad SAW bersama umat Islam datang ke Makkah, semua kaum kafir termasuk pemimpin utama Quraisy dan orang terpandang di Makkah yakni Abu Sufyan juga menyerahkan diri kepada Rasulullah SAW.

Pada waktu itu, pasukan Muslim yang dibawa Rasulullah SAW sangat banyak. Sementara di Makkah kondisinya dalam keadaan tidak siap untuk berperang.

"Maka Rasulullah SAW menyuruh Syaidina Ali bin Abi Thalib menancapkan bendera, maka di tempat bendera itu dibangun masjid namanya Masjid Ar-Ra'yah atau Masjid Bendera," ujar Syamsul yang juga seorang pendamping sekaligus pembimbing jamaah umroh.

Ada juga yang mengatakan bahwa Masjid Ar-Ra'yah artinya Masjid Bendera, karena terletak di tempat Rasulullah SAW memegang bendera pada hari pembebasan Makkah. Pertama kali masjid ini dibangun oleh Ubaidillah bin Abbas bin Ali bin Abdullah bin Abbas.

Syamsul mengatakan, seiring berjalannya waktu Masjid Ar-Ra'yah dinamai oleh orang Indonesia dengan nama Masjid Kucing. Karena di dekat Masjid Ar-Ra'yah ada restoran, dan di depan masjid ada tempat sampah, sehingga banyak kucing di sekitar masjid.

"Mungkin jamaah haji Indonesia janjian sama temannya, janjian di mana, ketemuan di Masjid Kucing, jadilah jamaah haji Indonesia mengenalnya sebagai Masjid Kucing, kalau masjid itu sampai sekarang masih ada mungkin namanya masih Masjid Kucing bagi orang Indonesia," jelas Syamsul.

Syamsul mengatakan, orang Arab tentu tidak tahu yang namanya Masjid Kucing. Jika bertanya di mana letak Musjid Kucing, mereka tidak akan tahu. Namun, jika bertanya di mana Masjid Ar-Ra'yah, orang Arab pasti tahu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement