REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan adalah momentum untuk melakukan muhasabah dan meningkatkan amal ibadah bagi jutaan umat Islam di seluruh dunia. Pada bulan suci itu, Nabi Muhammad SAW menerima ayat pertama Alquran, yang kini menjadi awal Surat Al Alaq.
Umat Muslim di masa awal memenangkan pertempuran pertama mereka untuk bertahan hidup melawan suku Quraisy di Makkah pada Pertempuran Badar. Dan ini terjadi pada bulan Ramadhan. Enam tahun kemudian, di bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW memimpin umat Muslim untuk merebut kembali Makkah, dan membersihkan Ka'bah dari berhala-berhala.
Awal Ramadhan bergantung pada penampakan bulan sabit baru, yang berarti hari raya dapat dimulai pada hari yang berbeda di masyarakat Muslim yang berbeda. Beberapa masyarakat mengikuti kemunculan hilal mereka sendiri. Sementara yang lain mengambil petunjuk dari negara tertentu.
Ketika bulan suci telah dimulai, umat Islam tidak makan, minum, dan tidak melakukan hubungan seksual di siang hari. Pantangan dari kesenangan materi dan duniawi ini dilakukan untuk memberikan nutrisi pada jiwa dibandingkan tubuh. Itulah sebabnya umat Islam umumnya meningkatkan amal ibadah selama Ramadhan.
Karena alasan inilah beberapa umat Islam akan menarik diri dari masyarakat selama bulan ini, mengasingkan diri untuk beribadah, merenung dan memusatkan perhatian pada diri mereka sendiri, seperti yang pernah dilakukan Nabi SAW.
Ramadhan adalah kesempatan tahunan...