REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Balimau Kasai merupakan tradisi yang diwarisi dari nenek moyang masyarakat asli Melayu Riau, terutama di daerah Kabupaten Kampar yang masih bertahan hingga saat ini.
Balimau kasai merupakan upacara adat spesial serta sakral untuk masyarakat Melayu Riau guna menyambut bulan Ramadhan. Biasanya masyarakat akan berbondong-bondong menuju sungai Kampar untuk menyaksikan maupun melakukan tradisi itu.
Tradisi ini dilaksanakan sehari sebelum puasa. Karena tahun 2024, pemerintah menetapkan 1 Ramadan pada 12 Maret, maka pelaksanaan balimau kasai dilakukan pada 11 Maret.
Mengingat saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang, Kabupaten Kampar dalam posisi buka tiga pintu waduk 3x50 Cm, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, M Edy Afrizal, mengimbau masyarakat khususnya yang akan melaksanakan tradisi balimau kasai untuk tetap berhati-hati karena air permukaan sungai Kampar mengalami kenaikan. Karena dalam beberapa hari terakhir, cuaca di Riau sering hujan sehingga debit air sungai akan terus bertambah.
"Kita mengimbau masyarakat Kampar yang melaksanakan tradisi balimau kasai di sungai Kampar untuk menyambut puasa agar berhati-hati, karena saat ini air permukaan sungai Kampar mengalami kenaikan," kata Edy.
Edy Afrizal mmengingat panitia penyelenggaraan tradisi balimau kasai di sepanjang aliran sungai Kampar untuk memperhatikanmu aspek keselamatan masyarakat. Ia meminta panitia menyiapkan alat-alat keselamatan, seperti perahu penyelamatan, pelampung dan lainnya, agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan mengingat arus di sungai Kampar saat ini cukup deras.
Selain itu, Edy Afrizal juga mengingatkan masyarakat yang melaksanakan tradisi balimau kasai untuk mengawasi anak-anak saat mandi di sungai Kampar.
"Kepada masyarakat juga kita imbau untuk menjaga anak-anaknya saat melaksanakan balimau kasai di sungai Kampar. Jangan sampai anak berada di pinggir sungai tanpa pengawasan orang tua," tandasnya.