Rabu 13 Mar 2024 08:08 WIB

PKS Pegang Jakarta, dari DPRD Hingga DPR RI

PKS mengungguli PDIP yang berada di peringkat 2 di Jakarta.

Rep: Eva Rianti/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu
Foto: Dok Republika
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta merilis data hasil perhitungan perolehan suara Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Tingkat Provinsi DKI Jakarta. Hasilnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga menduduki posisi nomor satu.

Berdasarkan data KPU DKI Jakarta yang bersumber dari berita acara dan sertifikat hasil perhitungan suara tingkat KPU Provinsi DKI Jakarta, dari total 18 partai politik, PKS menjadi jawara dengan perolehan suara DPR RI tingkat Provinsi DKI Jakarta sebanyak 1.143.912 atau 19 persen. PKS ungguli Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di posisi kedua dengan raihan 941.794 suara atau 15,65 persen.

Baca Juga

Adapun di posisi ketiga yakni Partai Golongan Karya (Golkar) dengan perolehan suara 617.073 atau 10,26 persen. Raihan Partai Golkar tipis dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebanyak 611.171 atau 10,16 persen.

Lalu, posisi kelima adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan jumlah suara 556.858 atau 9,25 persen. Disusul Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sebanyak 455.680 suara atau 7,57 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 434.100 suara atau 7,21 persen, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebesar 392.795 suara atau 6,53 persen, serta Partai Demokrat memperoleh suara 351.800 atau 5,85 persen.

Sedangkan partai-partai lainnya mendapatkan suara di bawah 4 persen. Yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebanyak 173.304 suara atau 2,88 persen, Partai Perindo mendapat 133.877 suara atau 2,23 persen, dan Partai Buruh memperoleh 65.532 suara atau 1,09 persen.

Kemudian juga Partai Ummat dengan raihan suara 42.797 atau 0,71 persen, Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) 41.604 suara atau 0,69 persen, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 20.545 suara atau 0,34 persen, dan Partai Bulan Bintang (PBB) 12.967 suara atau 0,21 persen. Terakhir Partai Garuda dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) masing-masing 10.573 suara dan 10.765 suara atau sama-sama 0,18 persen.

PKS sebelumnya juga unggul pada perolehan suara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. PKS menjadi jawara dengan raihan suara 1.012.028, atau sekitar seperenam dari total suara sah parpol dari dapil Jakarta 1 hingga dapil Jakarta 10 sebanyak 6.067.241 suara. 

Hanya PKS yang menyentuh angka seratusan ribu perolehan suara di tiap dapil. Sementara yang lainnya cukup jauh terpaut. Posisi kedua setelah PKS adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) secara keseluruhan memperoleh suara 850.174 suara. Disusul Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebanyak 728.297 suara.

Kemudian Partai Nasdem dengan perolehan suara 545.235, Partai Golongan Karya (Golkar) 517.819 suara, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebanyak 470.682 suara, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 465.936 suara, Partai Amanat Nasional (PAN) 455.906 suara, dan Partai Demokrat sebanyak 444.314 suara.

Lalu perolehan suara kian berjarak. Partai Perindo hanya memperoleh 160.203 suara, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebanyak 153.240 suara. Partai Buruh hanya mendapat 69.969 suara, Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) 62.850 suara, Partai Ummat 56.271 suara, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 26.537 suara, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) 19.204 suara, dan Partai Bulan Bintang (PBB) 15.750 suara, serta yang terkecil adalah Partai Garda Republik Indonesia (Garuda) 12.826 suara. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement