REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Umat Islam sedang berbahagia di bulan puasa Ramadhan 2024 yang penuh berkah bagi orang-orang yang berpuasa dengan ikhlas, beriman dan bertakwa. Imam Al Ghazali bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan enam amalan yang disunahkan saat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
Amalan yang disunahkan pada saat berpuasa di bulan Ramadhan ada enam. Yaitu mengakhirkan waktu sahur, menyegerakan waktu berbuka dengan kurma atau air sebelum mendirikan sholat Maghrib, dan tidak menggosok gigi sesudah zawwal (matahari tergelincir).
Kemudian, memperbanyak sedekah, memperbanyak membaca atau mengkaji (tadabbur) Alquran, dan beritikaf di masjid, terutama pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.
Itikaf pada sepuluh malam yang akhir ini menjadi kebiasaan Nabi Muhammad SAW. Jika sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan tiba, Rasulullah SAW selalu lebih giat beribadah kepada Allah SWT di masjid.
Rasulullah SAW juga memerintahkan kepada para istri beliau melakukan hal serupa di dalam rumah. Sebab, pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan itu ada suatu malam yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT, yaitu malam Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan.
Itikaf memiliki ketentuan-ketentuan yang khusus. Pada saat sedang beri'tikaf, Nabi Muhammad SAW biasanya tidak akan beranjak dari posisi itikaf beliau kecuali ada keperluan-keperluan yang sangat mendesak, seperti buang air besar atau air kecil, memperbarui wudhu, dan yang sejenis lainnya. Wallahu a'lam.
Mengenai perintah melaksanakan puasa Ramadhan, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Yā ayyuhal-lażīna āmanū kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alal-lażīna min qablikum la‘allakum tattaqūn(a).
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS Al-Baqarah Ayat 183)
Tafsir Ringkas Kementerian Agama menerangkan ayat tersebut seperti ini, "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa untuk mendidik jiwa, mengendalikan syahwat, dan menyadarkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibandingkan hewan."
"(Puasa) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu dari umat para Nabi terdahulu (Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW), agar kamu bertakwa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah."