Kamis 14 Mar 2024 16:38 WIB

520 Ribu Warga Israel Terganggu Mentalnya Sejak 7 Oktober 2023

Penelitian menyebut 1.600 tentara dan perwira Israel menderita trauma pascaperang.

Red: Ani Nursalikah
Seorang tentara Israel mempersiapkan drone untuk diluncurkan di dekat perbatasan Israel-Gaza, Israel selatan, Selasa, (9/1/2024).
Foto: AP Photo/Leo Correa
Seorang tentara Israel mempersiapkan drone untuk diluncurkan di dekat perbatasan Israel-Gaza, Israel selatan, Selasa, (9/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Lebih dari setengah juta warga Zionis Israel menderita gangguan mental pasca Operasi Badai Al Aqsa, menurut laporan Channel 12 milik rezim tersebut, Rabu (13/3/2024).

Menurut laporan tersebut, 520 ribu warga Zionis telah dirawat karena gangguan stres pascatrauma (PTSD) sejak serangan 7 Oktober 2023 tersebut.

Baca Juga

Sebelumnya, situs Zionis Walla menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan 1.600 tentara dan perwira rezim Israel menderita trauma pascaperang. Setidaknya 250 di antaranya telah dibebaskan dari perang.

Israel terus melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza hingga menyebabkan lebih dari 31 ribu warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak gugur.

Perang yang dilancarkan Israel juga telah menyebabkan lebih dari 73 ribu orang terluka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan pokok.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serangan Israel menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Selain itu, 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur.

Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dituntut melakukan genosida. Putusan sela yang dikeluarkan ICJ pada Januari memerintahkan Israel menghentikan tindakan genosida, serta mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan sampai kepada warga sipil di Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement