Kamis 14 Mar 2024 17:13 WIB

Syarah Hadits: Seseorang Beriman di Pagi Hari dan Sorenya Kafir, Apa Solusinya?

Selalu berdoa agar senantiasa dijauhkan dari godaan dunia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Ibadah (ilustrasi).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ibadah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW telah mewanti-wanti umatnya tentang fitnah yang kelak akan marak terjadi di akhir zaman. Fitnah ini dapat menjadikan setiap orang gelap mata hingga rela menjual agamanya demi sebongkah harta.

Berikut ini hadits mengenai hal tersebut dan syarahnya:

Baca Juga

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari menjadi orang yang beriman, lalu kafir di sore harinya, atau, beriman di sore hari, lalu kafir di pagi harinya. Dia menjual agamanya dengan barang kenikmatan dunia." (HR Muslim).

Dalam ajaran agama Islam, terdapat seruan yang kuat untuk bersegera dalam melakukan amal kebaikan sebelum datangnya berbagai fitnah. Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan bahwa akan ada fitnah-fitnah seperti kegelapan malam yang gelap gulita.

Kala itu manusia tidak dapat melihat cahaya dan tidak tahu di mana kebenaran sebenarnya. Dalam situasi ini, seseorang bisa berubah menjadi mukmin di pagi hari dan menjadi kafir di sore hari, atau sebaliknya. Hal ini merupakan sesuatu yang mengerikan sehingga setiap Muslim sudah sepatutnya memohon perlindungan kepada Allah dari hal tersebut.

Fitnah-fitnah ini bisa membuat seseorang menjual agamanya demi harta dunia, baik itu kekayaan, kedudukan, kekuasaan, wanita, atau hal-hal duniawi lainnya. Namun, agama adalah sesuatu yang suci dan tidak boleh diperjualbelikan dengan apa pun.

Hadits tersebut juga memberitahukan untuk selalu berusaha keras dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan berbuat amal kebaikan. Janganlah menunda-nunda untuk beramal saleh, karena kita tidak pernah tahu kapan datangnya cobaan yang menguji iman ini.

Selalu berdoa agar senantiasa dijauhkan dari godaan dunia yang bisa mengaburkan keimanan, dan agar selalu diberi kekuatan untuk tetap teguh di jalan yang lurus. Ketahuilah bahwa ketika seorang Muslim berbuat amal saleh, maka tidak hanya mendapatkan keberkahan di dunia, tetapi juga pahala yang besar di akhirat. Tingkatkan amal saleh, sebab ini adalah kunci menuju kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

Fitnah dalam hadits tersebut merupakan bentuk jamak dari kata "fitnah", dan memiliki beberapa makna. Di antaranya adalah ujian, cobaan, dan siksaan. Dalam hadis ini, fitnah yang dimaksud merujuk pada dosa-dosa dan kesulitan seperti gelapnya malam yang menghalangi seseorang dari melakukan kebaikan.

Ketika dikatakan "menjadi kafir", itu menunjukkan kemungkinan seseorang kehilangan imannya karena godaan kenikmatan yang menghampirinya dan menjauhkannya dari bersyukur kepada Allah, sehingga ia berubah dari seorang yang beriman menjadi kafir.

Adapun "menjual agamanya", itu berarti bahwa seseorang meninggalkan agamanya dan mengorbankan prinsip-prinsip dan nilai-nilai agamanya. Sedangkan "dengan barang kenikmatan dunia", ini menunjukkan bahwa seseorang melepaskan agamanya demi mendapatkan kenikmatan dunia dan harta benda sejatinya tidak berharga.

Melepaskan agama ini seperti menghalalkan apa yang sebelumnya dilarang oleh agama dengan alasan darurat. Sementara "gelap gulita" mengacu pada bagian dari malam yang sangat gelap, di mana setiap jam yang berlalu diikuti oleh kegelapan yang lebih dalam.

Faedah yang dapat dipetik dari hadits tersebut yaitu pertama, wajibnya berpegang teguh pada agama dan bersegera melakukan amal kebajikan sebelum fitnah menghalangi. Ini menegaskan pentingnya kesungguhan dalam menjalankan agama dan berusaha melakukan amal saleh.

Kedua, ini menunjukkan adanya ujian dan godaan yang muncul di akhir zaman. Setiap kali satu ujian berlalu, akan diikuti oleh ujian lainnya. Ini mengingatkan kita akan sifat sementara dari ujian-ujian dunia dan pentingnya untuk tetap waspada dan berusaha keras dalam menghadapinya.

Ketiga, ketika seorang hamba menjual ayat-ayat Allah untuk mencapai hasrat duniawi, maka telah merusak kehormatan ajaran Islam. Akibatnya, iman menjadi lemah dan muncul keragu-raguan dalam imannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement