Jumat 15 Mar 2024 03:18 WIB

Pemprov DKI Klaim Pj Heru tak Pernah Instruksikan Pemangkasan KJMU

Penerima KJMU berkurang 771 sehingga sisanya menjadi 18.271 orang.

Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono (kanan) memberikan tpoi untuk petugas Satpol PP di Balai Kota Jakarta, Jumat (8/3/2024). Kegiatan sembako murah untuk ASN dan Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jakarta itu menyediakan paket sembako murah senilai Rp 150.000 yang terdiri dari beras premium, tepung terigu, gula pasir, minyak goreng dan daging sapi. Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan ASN dan PJLP Jakarta di tengah harga komoditas pangan yang mengalami lonjakan selama beberapa waktu akhir.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono (kanan) memberikan tpoi untuk petugas Satpol PP di Balai Kota Jakarta, Jumat (8/3/2024). Kegiatan sembako murah untuk ASN dan Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jakarta itu menyediakan paket sembako murah senilai Rp 150.000 yang terdiri dari beras premium, tepung terigu, gula pasir, minyak goreng dan daging sapi. Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan ASN dan PJLP Jakarta di tengah harga komoditas pangan yang mengalami lonjakan selama beberapa waktu akhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeklaim Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono tak pernah menginstruksikan pemangkasan atau pemotongan anggaran untuk bantuan pendidikan pada program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).

"Prinsipnya Pak Gubernur tidak pernah menginstruksikan pemotongan," kata Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi DKI Jakarta Michael Rolandi usai rapat dengan Komisi E DPRD DKI di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Baca Juga

Michael menegaskan, pihaknya sebagai Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang melaksanakan arahan kebijakan gubernur. Salah satu program prioritas di Jakarta, yakni penanggulangan kemiskinan dengan memaksimalkan anggaran agar penerima tepat sasaran.

Dia mengakui pihaknya tidak luput dari kesalahan sehingga butuh perbaikan dalam penghitungan anggaran. "Ketika ada salah hitung ya kita perbaiki, enggak mungkin juga 100 persen ngitungnya bener pada saat penganggaran," ujarnya.

Dia menyatakan, pemadanan data ini sebagai bentuk efisiensi pada penerima manfaat KJMU demi pemerataan hak warga kurang mampu. Dinas Pendidikan DKI mendata sebanyak 19.042 orang penerima KJMU dilakukan pemadanan data. Lalu penerima KJMU berkurang 771 sehingga sisanya menjadi 18.271 orang yang akan dilakukan verifikasi lapangan.

Polemik pemangkasan penerima KJMU, membuat Pemerintah Provinsi DKI lebih termotivasi untuk meningkatkan layanan pendidikan dengan melakukan pemadanan data melalui pembukaan pendaftaran penerima KJMU baru hingga 21 Maret 2024.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan, penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dan KJMU harus sesuai dengan syarat, ketentuan dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"Kalau memang mereka sesuai dengan persyaratan dan memenuhi syarat, itu kan ada mekanisme timbal balik, bisa dicek kembali ke Dinas Sosial, lantas di sana ada musyawarah kelurahan," kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2024).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement