Selain mencerahkan, Alquran juga menjelaskan manfaat melakukan apa yang diperintahkan. Misalkan mendirikan sholat, berfungsi untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar.
وَأَقِمِ الصَّلوةَ إِنَّ الصَّلوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
Wa aqimish shalaata innash shalaata tanhaa 'anil- fakhsyaa-i wal munkar.
"Kerjakanlah sholat, sesungguhnya sholatitu mencegah perbuatan yang keji dan yang mungkar." (QS. Al-Ankabut: 45).
Begitu juga dengan ibadah dan perintah lainnya. “Alquran menjelaskan itu semua dengan baik, sehingga kita dapat mempraktikkannya dalam keseharian,” ujar Sekretaris Jenderal Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) tersebut.
Surat al-Baqarah ayat 185 di atas sudah menjelaskan bahwa Alquran membedakan yang benar dan bathil. Begitu juga dengan ahli surga dan ahli neraka, sebagaimana dijelaskan dalam Surah al-Hasyr ayat 20.
Kiai Anang menjelaskan semua yang terhubung dengan Alquran menjadi mulia, alias diangkat derajatnya oleh Allah. Ramadhan menjadi bulan yang ditunggu dan berlimpah kebajikan, karena itulah waktu Alquran diturunkan.
Malaikat Jibril menjadi penghulu malaikat, karena dia membawa Alquran kepada Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad menjadi sayyidul anbiya, karena dia mengamalkan Alquran. “Praktik Alquran yang ideal ada pada diri Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam,” kata Kiai Anang.
Agar dapat menghayati Alquran, dia mengimbau setiap Muslim memperbanyak baca Alquran. “Ini bulan Ramadhan, mari kita memperbanyak khataman Alquran. Juga kita pahami maknanya. Kemudian amalkan dalam keseharian, insya Allah kita akan menjadi pribadi yang lebih baik,” kata Kiai Anang Rikza.