Tunduk dalam ayat itu, demikian penjelasan Al Sya'rawi, bermakna ada di dalam ketundukan, kekalahan, dan kejatuhan. Artinya, Alquran diturunkan dalam situasi demikian dan umat Muslim harus menerimanya.
"Kemudian Allah SWT meminta kita untuk menghormati peristiwa turunnya Alquran dan menerimanya dengan berpuasa," jelasnya.
Syekh Al Sya'rawi juga menyampaikan puasa adalah menahan syahwat (nafsu) perut dan birahi di siang hari selama bulan Ramadhan. Dia juga memaparkan, syahwat atau nafsu itu ada di atas kebutuhan dan sesuatu yang ada di atas kebutuhan adalah syahwat.
Alquran membawa pedoman Allah SWT dan Alquran adalah mukjizat yang diturunkan kepada Rasulullah SAW. Ini berarti bahwa peristiwa besar ini (turunnya Alquran) adalah peristiwa yang memetakan gerak hidup seseorang berdasarkan pedoman yang diberikan Allah SWT.
Peristiwa turunnya Alquran tentu memberi kejutan bagi banyak orang. Karena hal tersebut berkaitan dengan dua hal mendasar dalam kehidupan manusia. Pertama, sesuatu yang menjadi penopang kehidupan manusia, yakni makan dan minum. Kedua, adalah sesuatu yang terkait dengan kelangsungan hidup umat manusia dan hubungan antara pria dan wanita.
Sumber: Elbalad