Jumat 22 Mar 2024 05:32 WIB

Panglima TNI dan KSAD Bantah Ada Prajuritnya Jadi Tentara Bayaran di Ukraina

Kita sudah cek ke Kedutaan Rusia, juga tidak ada, hoaks itu.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Erik Purnama Putra
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bersiap mengikuti rapat kerja bersama Komisi I DPR di Kompleks Perlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bersiap mengikuti rapat kerja bersama Komisi I DPR di Kompleks Perlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menjawab klaim informasi yang dirilis Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia yang menyebut, ada 10 warga negara Indonesia (WNI) tergabung menjadi tentara bayaran (foreign mercenaries) di Ukraina. Mereka berperang membela Ukraina untuk melawan Rusia.

"Kita kan nggak menganut tentara bayaran, tidak ada. Itu hanya, kita sudah cek ke Kedutaan Rusia, juga tidak ada, hoaks itu," ujar Agus usai rapat kerja dengan Komisi I DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).

Baca: Kemenhan Rusia Sebut 10 Warga Indonesia Ikut Perang Bela Ukraina

Menurut Agus, TNI tidak mengenal konsep tentara bayaran. Sehingga jika ada kabar WNI bergabung menjadi tentara bayaran Ukraina maka hal itu pasti bukan TNI.

"Kita kan di Indonesia tidak menganut tentara bayaran, karena kita tentara sukarela atau militer wajib yang direkrut melalui perekrutan yang ada di wilayah-wilayah, tamtama, bintara, perwira, ada Akmil, dan seperti yang saya sampaikan tadi militer wajib," ucap mantan komandan Paspampres tersebut.

Baca: Kapuspen Tegaskan TNI tak Terkait WNI Jadi Tentara Bayaran Ukraina

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak juga menegaskan, tak ada prajurit TNI yang menjadi tentara bayaran di Ukraina. Menurut dia, hal tersebut sangat mustahil terjadi.

Pasalnya, di internal TNI, selalu memantau semua pergerakan prajuritnya. "Kalau kita nggak mungkin (jadi tentara bayaran), pulang kampung saja ketahuan, apalagi ke sana (Ukraina)," ujar Maruli di lokasi yang sama.

Dia menegaskan, kabar yang menyatakan ada WNI menjadi tentara bayaran Ukraina untuk melawan Rusia tidaklah benar. Yang pasti, sambung dia, tidak ada TNI yang terlibat. "Tidak mungkin kalau dari TNI sudah terorganisir pakai tiket kan pasti ketahuan," ujar eks panglima Kostrad tersebut.

Baca: Dikunjungi AHY, Panglima TNI Kenakan Seragam Loreng Kamuflase Terbaru

Kabar tentara bayaran itu berawal dari data Kemenhan Rusia yang dirilis Kedutaan Besar Federasi Rusia di Indonesia sejak 24 Februari 2022. Dalam daftar tersebut, terdapat sekitar 13.387 tentara bayaran asing telah memasuki Ukraina.

Data itu juga menunjukkan 5.962 tentara bayaran asing telah tewas. Polandia menyumbangkan 2.960 orang, dengan 1.497 di antaranya telah tewas. Kemenhan Rusia juga mencatat terdapat 10 tentara bayaran yang berasal dari Indonesia, empat di antaranya tewas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement