REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Ketua Umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), Arif Satria, mendampingi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, Agung Laksono melakukan kunjungan kehormatan kepada mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. Dalam kunjungan tersebut, hadir pula Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, Rektor Universitas Negeri Padang, Prof. Ganefri, Ketua Hubungan Internasional ICMI, Yasril Ananta Baharuddin serta Menteri Senior Kamboja untuk Misi Khusus Urusan Islam, Dr Othsman Hassan.
Kepada Hun Sen, Ketua ICMI menyampaikan apresiasi secara khusus atas komitmen dan perhatian pemerintah Kamboja terhadap umat muslim di negara yang masyarakatnya mayoritas beragama Buddha tersebut. Hal ini antara lain terlihat dari upaya Perdana Menteri yang selalu mengundang tokoh-tokoh Islam dunia dalam Ramadan Iftar Dinner of Cambodian Muslim, yang merupakan acara kenegaraan tahunan.
Dalam pertemuan tersebut, Hun Sen menceritakan hangatnya hubungan dengan para presiden Indonesia. Baginya Indonesia adalah negara sahabat yang sangat peduli kepada rakyat Kamboja. Dalam perbincangannya, sesaat ketika nama IPB disebut, mantan Perdana Menteri Kamboja itu langsung bercerita tentang pengalaman kunjungannya pertama kali ke Bogor tahun 1978 dalam rangka Jakarta Informal Meeting (JIM) dan terkesan dengan keindahannya. Kesan tersebut membuka obrolan banyak mengenai IPB dan pengembangan pertanian.
Sambil bercanda Hun Sen menyebut mestinya nama kegiatan tersebut adalah BIM (Bogor Informal Meeting), bukan JIM. “Perdana Menteri Hun Sen sangat terkesan dengan Kota Bogor,” ujar Arif yang juga merupakan Rektor IPB.
Selain melakukan kunjungan kehormatan, keberadaan Arif di Phnom Penh adalah untuk menghadiri acara Ramadan Iftar Dinner of Cambodian Muslim, yang pada tahun ini untuk pertama kalinya diselenggarakan oleh Perdana Menteri Kamboja yang baru, yakni Hun Manet. Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah Kamboja terhadap komunitas muslimnya.
Meskipun jumlah masyarakat Muslim di Kamboja hanya kurang dari lima persen, namun Pemerintah Kamboja sangat merangkul komunitas ini dalam berbagai lini kegiatannya, yang sangat terlihat dari antusiasme masyarakat dalam kegiatan Iftar tahunan itu. Iftar kali ini dihadiri sekitar 7.000 undangan dari seluruh dunia. Turut hadir pada acara tersebut, Irfan Syauqi Beik yang merupakan pengurus ICMI, serta tokoh ulama KH Didin Hafidhuddin.
Pada kesempatan tersebut, Arif sempat berdiskusi dengan Perdana Menteri Hun Manet di sela-sela waktu Iftar tentang pentingnya kerja sama di bidang pangan. Hun Manet menaruh perhatian besar pada pembangunan pertanian.