Ahad 24 Mar 2024 11:57 WIB

Hapus Kekuatan Hamas, Tanpa Restu AS Israel Bertekad Invasi Rafah

Israel bertekad serang Rafah tanpa ada restu Amerika Serikat

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Muhammad Subarkah
.

Suasana kota Rafah di selatan Gaza yang pernuh dengan tenda pengungsi Palestina, Israel kini bertekad serang kota itu.
Suasana kota Rafah di selatan Gaza yang pernuh dengan tenda pengungsi Palestina, Israel kini bertekad serang kota itu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengatakan kepada diplomat tertinggi Amerika Serikat bahwa Israel bertekad untuk mengirim pasukan ke kota Rafah di Gaza selatan, tempat sekitar 1,5 juta warga Palestina berlindung. Menurutnya, Israekl akan melakukannya tanpa dukungan AS jika diperlukan.

Setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang sedang berkunjung pada hari Jumat, Netanyahu juga mengatakan kepada pejabat AS tersebut bahwa tidak ada cara lain untuk mengalahkan Hamas tanpa menyerbu Rafah.

Namun, Blinken mengatakan operasi darat militer besar-besaran di Rafah “bukanlah cara” untuk mengalahkan Hamas dan akan berisiko “semakin mengisolasi” Israel.

Berbicara ketika dia meninggalkan Israel, Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah melakukan “pembicaraan yang jujur”, mengacu pada pertemuan dengan Netanyahu dan kabinet perang.

Operasi darat di Rafah “berisiko membunuh lebih banyak warga sipil. Hal ini berisiko menimbulkan kekacauan yang lebih besar pada bantuan kemanusiaan. Hal ini berisiko semakin mengisolasi Israel di seluruh dunia dan membahayakan keamanan dan kedudukan jangka panjang mereka,” katanya.

Dia juga menekankan kepada Netanyahu perlunya melindungi warga sipil di Gaza, kata Departemen Luar Negeri AS.


Pidana

Blinken telah melakukan tur keliling wilayah tersebut untuk mendukung perundingan gencatan senjata di Qatar yang melibatkan negosiasi tidak langsung antara pejabat Israel dan Hamas.

Namun di lapangan, Israel terus menggempur Rafah dan sekitarnya di selatan.

Di tempat lain di Jalur Gaza pada hari Jumat, pasukan Israel terus menyerang Rumah Sakit al-Shifa, kompleks medis terbesar di Gaza untuk hari kelima. Mereka mengebom beberapa bangunan dan membakar bagian vaskularnya, kata Kementerian Kesehatan Gaza.

"Pasukan Israel juga menahan sekitar 240 pasien dan 10 petugas kesehatan di Prince Nayef Center, yakni dibagian unit radiologi rumah sakit itu," tambah kementerian kesehatan Gaza.


Israel mengklaim telah membunuh lebih dari 150 “teroris” di fasilitas tersebut dalam operasi yang sedang berlangsung, yang oleh Hamas disebut “kriminal”.

Ketegangan antara pemerintahan Biden dan Netanyahu meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Washington telah meminta Israel berbuat lebih banyak untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, di mana lembaga-lembaga bantuan mengatakan sebagian besar penduduknya berada di ambang kelaparan.

Blinken mengatakan bahwa selama pembicaraan dengan para pejabat Israel, mereka membahas “peningkatan dan mempertahankan jumlah bantuan kemanusiaan untuk masyarakat di Gaza”.

Meskipun ada langkah-langkah “positif” yang diambil selama beberapa hari terakhir mengenai masuknya bantuan, “itu tidak cukup”, kata Blinken.

Analis politik senior Al Jazeera, Marwan Bishara, mengatakan ada perasaan yang semakin besar bahwa Israel menjadi lebih “terisolasi”, terutama di negara-negara Barat.

“Saya pikir Amerika Serikat dapat menggunakan hal tersebut untuk melawan Israel karena pada dasarnya, Israel saat ini hanya memiliki satu teman dan itu adalah Amerika Serikat,” katanya.

sumber : https://algebra.republika.co.id/posts/297470/hapus-kekuatan-hamas-tanpa-restu-as-israel-bertekad-invasi-rafah
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement