Rabu 27 Mar 2024 15:36 WIB

Gerhana Matahari Total 8 April dapat Tingkatkan Jumlah Kecelakaan Mobil Fatal

Saat gerhana terjadi, sekitar 10,3 orang terlibat dalam kecelakaan fatal per jam.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Pengunjung berkumpul untuk memotret gerhana matahari cincin di Lembah Para Dewa di luar Monumen Nasional Bears Ears di Utah, pada Sabtu, (14/10/2023).
Foto: Carlos Avila Gonzalez/San Francisco Chronicle
Pengunjung berkumpul untuk memotret gerhana matahari cincin di Lembah Para Dewa di luar Monumen Nasional Bears Ears di Utah, pada Sabtu, (14/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analisis terhadap kecelakaan mobil selama gerhana matahari tahun 2017 di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa gerhana matahari total 8 April dapat menyebabkan peningkatan kecelakaan fatal. Lonjakan kecelakaan tidak terkait dengan kegelapan siang hari yang disebabkan oleh gerhana. 

Rekan penulis Dr Donald Redelmeier, seorang profesor kedokteran di Universitas Toronto dan staf dokter di Sunnybrook Health Sciences Centre, mengatakan sebenarnya, “kita melihat penurunan yang signifikan selama satu jam yang melibatkan gerhana.”

Baca Juga

“Masalahnya adalah jam-jam sekitar, ketika orang-orang bepergian ke tempat observasi mereka dan terutama setelahnya,” kata Redelmeier kepada Live Science, dilansir Space, Rabu (27/3/2024).

“Kami sangat prihatin dengan perjalanan pulang.” 

Selama gerhana tahun 2017, jalur totalitas, rute bayangan bulan melintasi bumi di bawah, sempit, lebarnya sekitar 113 kilometer. Di tengah jalur tersebut, pengamat gerhana dapat melihat sekilas totalitas terlama, yaitu bulan menutupi seluruh wajah matahari. Menurut perkiraan, sekitar 20 juta orang di AS melakukan perjalanan ke kota lain untuk mencapai jalur totalitas. 

Selama gerhana matahari total 8 April mendatang,  yang berada di jalur tersebut akan dapat menyaksikan totalitas sekitar 2,5 hingga 4,5 menit, tergantung lokasinya. Orang-orang yang berada di luar batas jalur hanya dapat melihat gerhana sebagian saja. 

Mengingat gerhana tahun 2017 menyebabkan lalu lintas padat, Redelmeier dan rekan penulis Dr John Staples, seorang profesor klinis di University of British Columbia, ingin melihat apakah gerhana tersebut terkait dengan kecelakaan lalu lintas yang mengancam jiwa. Mereka mengambil data dari Sistem Pelaporan Analisis Fatalitas milik Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional, yang mencatat semua kecelakaan lalu lintas fatal di jalan umum di AS. 

Mereka fokus pada periode tiga hari seputar gerhana pada 21 Agustus 2017. Sebagai perbandingan, mereka juga melihat data kecelakaan dari periode tiga sepekan sebelum dan sepekan setelah peristiwa astronomi tersebut. 

Mereka menggunakan kalkulator....

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement