Manfaat Sholat Tarawih Bagi Kesehatan yang Belum Banyak Diketahui Muslim, Apa Saja?

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti

Kamis 28 Mar 2024 05:34 WIB

Umat Islam melaksanakan Sholat Tarawih (ilustrasi). Seperti puasa, Sholat Tarawih juga memberikan manfaat bagi kesehatan. Foto: republika Umat Islam melaksanakan Sholat Tarawih (ilustrasi). Seperti puasa, Sholat Tarawih juga memberikan manfaat bagi kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ramadhan merupakan bulan penuh berkah. Ibadah puasa, membaca Alquran, sedekah, dan Sholat Tarawih dipercaya akan memberikan berkah psikologis bagi umat Islam yang menjalankan semua ibadah tersebut dengan ikhlas.

Diketahui secara luas bahwa orang yang berpuasa menikmati kesejahteraan spiritual dan psikologis. Puasa memberikan manfaat besar bagi kesehatan fisik. Bukan hanya puasa saja yang memberikan manfaat bagi pikiran dan jiwa selama Ramadhan. Tarawih, sholat malam yang dilakukan oleh umat Islam juga memberikan kenyamanan spiritual dan psikologis yang luar biasa, meskipun diperlukan upaya fisik dan mental untuk melaksanakannya.

Baca Juga

Dokter dan presiden Islamic Research Foundation International, Ibrahim B Syed, dalam esainya The Medical Benefits of Taraweeh Prayers yang diterbitkan di situs web IRFI, menyebutkan beragam manfaat Sholat Tarawih untuk kesehatan fisik, emosional, dan mental.

Menurut Syed, Sholat Tarawih, seperti halnya sholat apa pun yang dilakukan umat Islam, memiliki efek yang sama pada tubuh dan pikiran seperti olahraga ringan. Oleh karena itu, Tarawih meningkatkan suasana hati, pikiran, dan perilaku, seperti halnya olahraga.

Lebih jauh lagi, Sholat Tarawih menimbulkan rasa sejahtera dan energi yang lebih besar, mengurangi kecemasan dan depresi, memengaruhi suasana hati dengan baik, serta berkontribusi pada harga diri dan aura percaya diri. “Sholat Tarawih meningkatkan daya ingat pada orang lanjut usia terutama dengan pengulangan ayat yang terus-menerus,” ujar Syed.

Keadaan pikiran rileks yang dicapai melalui Tarawih mungkin sebagian disebabkan oleh respons kimiawi otak, terhadap kombinasi aktivitas otot yang berulang-ulang dengan pengulangan kata-kata yang diucapkan selama jangka waktu tertentu. Latihan fisik, tetapi juga aktivitas lain seperti meditasi dan doa, menyebabkan pelepasan neurotransmiter seperti endorfin dan ensefalin yang berdampak positif pada otak.

Pelepasan ensefalin dan beta-endorfin (morfin endogen) bekerja pada sistem saraf pusat dan tepi, untuk mengurangi rasa sakit dan memberikan efek menenangkan pada pikiran. Ensefalin adalah salah satu zat mirip opiat paling ampuh yang terdapat secara alami di dalam tubuh. Endorfin juga memiliki efek analgesik, tetapi juga mengurangi efek negatif stres, menimbulkan perasaan euforia dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Syed menyebutkan dalam esainya bahwa Tarawih membantu mencapai respons relaksasi otak. Respons relaksasi adalah teori yang dikembangkan oleh profesor Harvard, dr Herbert Benson, yang mempelajari dampak spiritualitas terhadap kesehatan fisik, dan karyanya berfungsi sebagai jembatan antara agama dan ilmu kedokteran serta pikiran dan tubuh.

Menurut Benson, pengulangan kata-kata tertentu secara terus-menerus, seperti dalam doa atau meditasi, atau aktivitas otot yang dibarengi dengan pengabaian pasif terhadap pikiran intensif, menyebabkan penurunan tekanan darah dan penurunan detak jantung dan pernapasan. “Respons relaksasi adalah keadaan fisik istirahat mendalam yang mengubah respon fisik dan emosional terhadap stres. Respons relaksasi membuat pikiran menjadi tenang, mengurangi efek stres dan mendorong sikap ikhlas,” ujar Benson.

Meskipun Benson tidak pernah benar-benar meneliti efek Tarawih atau doa Islam lainnya, dan lebih berfokus pada meditasi transendental para Yogi, teorinya tampaknya dapat diterapkan dengan baik dalam menjelaskan efek menenangkan dari Tarawig dan zikir yang dilakukan umat Islam. Menurut penelitian Effect of Taraweeh Prayers on Mental Health and Self Control yang dilakukan oleh Head & Associate Professor bidang Psikologi di MSS Art’s Commerce & Science College, Jalna, India, Quadri Syed Javeed, yang diterbitkan dalam Golden Research Thoughts edisi Februari 2013, Sholat Tarawih secara signifikan meningkatkan kesehatan mental dan pengendalian diri. Dalam studinya, Javeed meneliti kesehatan mental 50 responden berusia 18 hingga 30 tahun sebelum dan sesudah Tarawih menggunakan Mental Health Inventory dan Multi Assessment Personality Series Inventory. Hasilnya, memperkuat hipotesisnya tentang efek positif Tarawih terhadap kesejahteraan mental dan spiritual.

Allah SWT berfirman dalam Alquran, "Sesungguhnya barang siapa menyucikan dirinya, maka ia akan mendapat kesuksesan, dan mengingat nama Tuhannya serta berdoa" (QS Al-A`la: 87:15-16), dan "Hai kamu yang meyakini! Carilah bantuan dengan kesabaran dan doa, karena Allah bersama orang-orang yang bersabar". (Surat Al-Baqarah: 2:153).

Terpopuler