REPUBLIKA.CO.ID, HAINAN -- Mantan menteri luar negeri RI, Marty Natalegawa, mengangkat kontribusi ASEAN dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas. Marty menyinggung sejarah singkat dan upaya ASEAN untuk selalu menyelesaikan suatu isu antar-negara angggota lewat dialog. Dia mengambil isu perbatasan sebagai contoh.
''Kita semua (ASEAN) bertekad untuk menangani permasalahan ini melalui dialog, melalui negosiasi,'' ujar Marty saat berpidato di diskusi bertajuk “The Global Security Initiative: Addresing Security Challanges and Promoting World Peace” di Hainan, China, Kamis (28/3/2024).
Diskusi tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Boao Forum for Asia (BFA). Dan, Republika berkesempatan menghadiri langsung BFA 2024 sebagai bagian dari agenda program China International Press Center.
BFA tahun ini mengusung tema 'Asia and the World: Common Challanges, Shared Responsibilities'. Dan, partisipasi Marty dalam BFA adalah yang perdana.
Marty mengatakan transformasi dinamika keamanan di Asia Tenggara dari defisit kepercayaan menjadi kepercayaan strategis tidak terjadi begitu saja. Hal ini merupakan hasil dari upaya tanpa henti untuk mencapai rasa aman bersama.
''Meskipun, betapapun berbedanya sistem politik kami, dalam orientasi kebijakan luar negeri kami, kami ingin menciptakan sebuah tenda bersama. Kami mungkin berbeda pendapat, namun kami tidak sepakat dalam kerangka negara ASEAN,” kata menlu era pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
Marty menekankan bahwa sebelum Presiden Cina Xi Jinping mencetuskan konsep “Global Security Initiative (GSI)”, ASEAN sudah terlebih dulu mempraktikannya. Jauh sebelum terminologi tersebut (GSI) menjadi lebih populer saat ini berkat inisiatif Cina, langkah demi langkah, diplomasi yang gigih, sabar, dan tanpa henti, melakukan perdamaian adalah hal-hal yang telah dilakukan oleh negara-negara di Asia Tenggara.
Dia kemudian menyinggung perluasan anggota ASEAN sejak dibentuk pada 1967. Menurutnya, tidak seperti di kawasan lain seperti Eropa, misalnya, ekspansi ASEAN telah menjadi kekuatan bagi perdamaian dan stabilitas.
Sebab ASEAN benar-benar mengatasi masalah-masalah mendesak yang menjadi perhatian di wilayah kami. “Kami ingin memastikan bahwa kawasan kami merupakan kontributor bagi perdamaian dan keamanan Asia,” ujar Marty.