Menurut Syekh Sayyid Nada, iktikaf di dalam tenda atau kubah akan membantu orang beriktikaf untuk berkhalwat dengan Rabb-nya, bersendiri, dan tidak menyia-nyiakan waktu berbicara dengan orang lain. Hal itu, kata dia, juga pernah dilakukan Rasulullah SAW.
Dari Aisyah RA, dia berkata, ‘’Rasulullah jika ingin beriktikaf, beliau mengerjakan sholat fajar, kemudian masuk ke tempat iktikafnya. Suatu kali beliau ingin beriktikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan, lalu Rasulullah SAW memerintahkan agar didirikan kemah maka dipancangkanlahnya.’’ (HR Bukhari dan Muslim).
Orang yang beriktikaf hendaknya juga tidak keluar masjid tanpa ada kepentingan darurat. Orang yang beriktikaf hanya boleh keluar dari masjid untuk buang hajat atau keperluan mendesak lainnya.
Selain itu, orang yang beriktikaf juga tidak boleh menyetubuhi istri atau mendatanginya. Penjelasan ini berdasarkan hadis dari Aisyah yang artinya, "Sunah bagi orang yang beriktikaf adalah tak menjenguk orang sakit, tak menyaksikan jenazah, tak mendatangi wanita, tak menyetubuhinya, tidak keluar untuk sutu kepentingan kecuali yang memang harus dia lakukan, tak beriktikaf kecuali puasa, dan tak beriktikaf kecuali di masjid jami." (HR Abu Dawud).
Adab iktikaf...