Pada bulan suci Ramadhan, biasa orang-orang berlomba-lomba untuk mengkhatamkan bacaan Alquran. Namun, setelah Ramadhan berakhir mereka juga meninggalkan bacaan Alquran dan melupakannya.
Padahal, kewajiban membaca Alquran tidak hanya selama Ramdhan, melainkan setiap hari sesuai dengan anjuran sunnah Rasul dan perintah Allah subhanahu wa ta’ala.
Alquran sebagai kitab suci umat Islam tidak hanya merupakan kumpulan ayat-ayat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga merupakan petunjuk hidup dan sumber kebijaksanaan bagi umat manusia. Oleh karena itu, keterlibatan aktif dalam membaca Alquran adalah kewajiban bagi setiap muslim.
Allah SWT berfirman:
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS Al Baqarah: 121)
Bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan amal kebaikan, termasuk membantu mereka yang membutuhkan, seperti dhuafa. Dalam tradisi Islam, membantu dhuafa bukan hanya dianggap sebagai amal yang mulia, tetapi juga sebagai kewajiban bagi setiap muslim.
Dhuafa adalah mereka yang kurang mampu dan membutuhkan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Dalam membantu dhuafa, seorang muslim dapat merasakan keberuntungan dan keberkahan yang dimiliki serta menghargai nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Namun, kebiasan memberi antar sesama Muslim tidak harus dilaksanakan pada bulan Ramadhan saja, tetapi pada bulan biasa juga dianjurkan untuk saling membantu satu sama lain ada hidup dengan kerukunan.
صَحِيحٌ) حَدَّثَنَا فَتَيَبةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: ((مَنْ نَفْسَ عَنْ مُؤْمِن كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ سَتَرَهُ اللهُ في الدُّنْيَا وَالْآخِرَة وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ)
Barangsiapa menghilangkan satu kesulitan dari seorang mukmin ketika di dunia, maka Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi keburukan seorang muslim, Allah akan menutupi keburukannya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya. (HR Muslim)