Kamis 11 Apr 2024 06:10 WIB

Samsung Next Cabut dari Israel

Samsung adalah salah satu investor utama di Israel

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Fitriyan Zamzami
Aktivis pro-Palestina menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kementerian Luar Negeri Korea Selatan di Seoul pada November 2023.
Foto: Reuters
Aktivis pro-Palestina menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kementerian Luar Negeri Korea Selatan di Seoul pada November 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Samsung Next, cabang inovasi dari raksasa teknologi Samsung, dilaporkan menutup operasinya di Israel terbilang pada Selasa (9/4/2024). Kendati demikian, investasi besar-besaran pendanaan perusahaan rintisan tersebut masih berjalan untuk puluhan startup di Israel.

Situs berita teknologi CTech melansir, pendanaan tersebut, yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan rintisan, akan mengubah model kerjanya dan memindahkan semua aktivitasnya di Israel ke luar negeri. Samsung Next berkantor pusat di California, dengan kantor di Korea dan Israel. Cabang inovasi ini didirikan untuk membantu Samsung Electronics mengidentifikasi peluang inovasi baru.

Baca Juga

Di Israel, sebagian besar aktivitasnya difokuskan pada dana investasi yang menempatkan startup dan pengembangan lokal yang bisa sukses secara finansial dan berguna bagi Samsung.

Sebuah email yang dikirim oleh anggota staf pendanaan tersebut di Israel, dipimpin oleh Wakil Presiden dan Direktur Pelaksana Eyal Miller, berbunyi: "Hari ini, saya berbagi berita bahwa Samsung Next telah membuat perubahan organisasi yang diperlukan di kantor Tel Aviv untuk mengkonsolidasikan aktivitasnya. Israel tetap menjadi pasar yang menarik bagi Samsung Next, dan hubungan yang ada dengan mitra dan perusahaan portofolio tidak akan berubah.”

“Keputusan ini, meskipun sulit, tidak mengurangi yang telah kami capai bersama selama hampir satu dekade. Kami telah berinvestasi di 70 perusahaan, melakukan kolaborasi antara startup Israel dan Samsung, dan membina - berkat dukungan Anda yang tak tergoyahkan - komunitas pembangun, pendiri, dan investor di Tel Aviv dan luar negeri,” lanjut email tersebut.

Peralihan itu akan berlangsung bertahap hingga musim gugur ini. “Meskipun kehadiran fisik kami di Israel akan berhenti, kami tetap berkomitmen untuk berinvestasi di wilayah tersebut dan mendorong rujukan dari para pembangun dan pendiri. Ini adalah hasil yang tidak dapat kami prediksi, dan prioritas utama kami saat ini adalah memastikan kesuksesan Anda di masa depan."

Belum ada keterangan dan tanggapan resmi dari Samsung Next soal alasan kebijakan tersebut dan kaitannya dengan agresi Israel di Gaza. Kendati demikian, sejumlah laporan belakangan menunjukkan ambruknya perekonomian Israel akibat perang. Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid sempat menyatakan, Israel kini bukan lagi pemain utama startup di dunia.

Korea Times sebelumnya melansir, kondisi di Israel yang melakukan serangan ke Gaza setelah Hamas menggelar operasi Badai al-Aqsa membuat perusahaan-perusahaan Korea Selatan yang melakukan bisnis di sana waspada terhadap potensi kerusakan dan gangguan terhadap operasi mereka. Perusahaan-perusahaan Korsel dilaporkan bersiap untuk mengevakuasi personelnya.

Merujuk Korea Times, Pada akhir tahun lalu Samsung memantau keselamatan ratusan karyawannya di sana, termasuk sekitar 10 staf Korea, dan memerintahkan mereka untuk bekerja dari rumah. Konglomerasi tersebut menjalankan anak perusahaan di Israel, serta pusat penelitian dan pengembangan di Tel Aviv dan lembaga penelitian di Herzliya, 14 kilometer utara Tel Aviv.

Hanya sepekan sebelum pecahnya perang, Ketua Eksekutif Samsung Electronics Lee Jae-yong mengunjungi pusat penelitian dan pengembangan perusahaan di Israel untuk mendapatkan informasi terkini mengenai investasi perusahaan rintisan dan teknologi baru di sana serta mencari cara untuk mengamankan teknologi masa depan melalui inovasi terbuka. Samsung telah berinvestasi di perusahaan rintisan Israel yang berspesialisasi dalam kecerdasan buatan dan robotika.

“Anak perusahaan dan fasilitas penelitian kami di Israel berjarak lebih dari 100 kilometer dari perbatasan,” kata seorang pejabat Samsung. “Kami memastikan tidak ada kerusakan pada karyawan dan kantor kami di sana.”

LG Electronics, yang mengoperasikan cabang Israel di Tel Aviv, juga memerintahkan karyawan lokal untuk bekerja dari rumah, sambil menilai situasi keselamatan di sana. Produsen elektronik tersebut mengakuisisi saham pengendali di perusahaan keamanan siber Israel bernama Cybellum pada tahun 2021, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan hubungan dengan perusahaan teknologi inovatif di negara tersebut.

“Cabang Israel secara rutin memeriksa keselamatan karyawan lokal,” kata seorang pejabat LG Electronics.

Hyundai Motor dan Kia, keduanya merupakan merek mobil terlaris di Israel, tetap waspada terhadap keselamatan agen penjualan lokal mereka dan Hyundai Cradle Tel Aviv, pusat inovasi terbuka produsen mobil tersebut di Israel. Menurut Hyundai Motor Group, tidak ada laporan kerugian terhadap agen atau kerusakan pada pusatnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement