Kamis 11 Apr 2024 14:00 WIB

Akhlak ini Menjadi Tanda Puasa Ramadhan Diterima

Ibadah Ramadhan akan melembutkan hati dan memunculkan akhlak mulia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi beribadah pada Ramadhan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi beribadah pada Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mufti Mesir, Dr. Syauqi Alam, menekankan pentingnya menjaga jiwa sebagai salah satu tujuan tertinggi dari syariat Islam. Konsep ini ditempatkan sebagai pondasi atau landasan syariat.

Menjaga jiwa, atau dalam bahasa Arab dikenal sebagai hifzun nafs, merupakan prinsip mutlak dan aturan umum dalam agama Islam. Ini mencerminkan esensi dari ajaran Islam yang mengedepankan keselamatan dan kesejahteraan spiritual individu.

Baca Juga

Adapun dalam konteks khusus puasa Ramadhan, Mufti Syauqi Alam menekankan bahwa tanda diterimanya puasa bukanlah semata-mata tentang menahan diri dari makan dan minum. Namun, lebih jauh dari itu, tanda puasa yang sejati adalah manifestasi dari akhlak yang luhur.

Ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan ibadah puasa, penting untuk tidak hanya mematuhi aturan-aturan fisik, tetapi juga memperhatikan aspek moral dan etis dari ibadah tersebut. Puasa tidak hanya menjadi sarana untuk menjaga jiwa secara spiritual, tetapi juga sebagai panggilan untuk meningkatkan kualitas moral dan karakter individu dalam kehidupan sehari-hari.

"Puasa yang sejati ditandai dengan akhlak yang luhur. Menghindari omong kosong dan pembicaraan yang tidak berguna, perkataan dan perbuatan yang tercela," tuturnya seperti dilansir Masrawy.

Hal tersebut menunjukkan eratnya hubungan antara ibadah dan akhlak dalam membentuk individu dan masyarakat. Ini menjadi hikmah yang besar di balik ibadah puasa dan tujuannya. Puasa menuntun umat Islam pada kenyataan bahwa di bulan Ramadhan ada kesempatan besar untuk bertaubat kepada Allah SWT.

"Berjihad dengan jiwa dan meninggikan derajatnya, serta menjauhkan diri dan hati dari segala sesuatu yang membuat murka Allah, hingga tercapai makna ketakwaan yang merupakan buah puasa," jelasnya.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa secara umum tanda diterimanya suatu amal kebaikan, adalah senantiasa berbuat amal shaleh setelahnya. Amal shaleh yang telah dijalankan selama Ramadhan terus berlanjut dan dibawa ke bulan-bulan berikutnya untuk menjadi pendamai bagi seorang Muslim.

Allah SWT berfirman:

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ

"Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)." (QS Hud ayat 114)

Hadits Nabi

Diriwayatkan dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdirrahman Mu’adz bin Jabal RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement