REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Masa libur lebaran Idul Fitri dimanfaatkan masyarakat untuk berkunjung ke sejumlah objek wisata. Salah satunya Goa Sunyaragi di Kota Cirebon. Badan Pengelola Taman Air Goa Sunyaragi (BPTAGS) Cirebon pun mencatat peningkatan jumlah pengunjung pada libur Idul Fitri 1445H atau Lebaran 2024.
Kepala Bagian Humas dan Pemasaran BPTAGS, Eko Ardi Nugraha menjelaskan, objek wisata Goa Sunyaragi tetap buka meski di hari lebaran. Dia menyebutkan, pada hari pertama lebaran, Rabu (10/4/2024), jumlah wisatawan yang datang sebanyak 107 orang.
"Kebanyakan berasal dari wilayah lokal Cirebon," ujar Eko, Senin (15/4/2024).
Eko mengatakan, jumlah wisatawan mengalami lonjakan pada H+1 Lebaran atau Kamis (11/4/2024) yakni, sebanyak 543 orang. Peningkatan jumlah pengunjung juga terjadi pada H+2 atau Jumat (12/4/2024), yakni sebanyak 621 orang.
"Pada hari Jumat itu, pengunjung dari luar kota sudah mulai banyak yang datang dari luar kota, seperti Jakarta, Bandung, Brebes, Semarang dan kota besar lain," tukas Eko.
Selanjutnya, pada H+3 lebaran atau Sabtu (13/4/2024), menjadi hari dengan jumlah pengunjung terbanyak di Goa Sunyaragi pada musim libur lebaran 2024.
"Di hari Sabtu jumlahnya mencapai 821 orang, dengan waktu kedatangan pengunjung terbanyak pada pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB," kata Eko.
Eko menyebutkan, pada Ahad (14/4/2024) atau H+4 lebaran, jumlah pengunjung ke Goa Sunyaragi kembali normal, yakni sebanyak 374 orang. Menurutnya, jumlah pengunjung sebanyak itu tidak jauh berbeda seperti saat akhir pekan.
Pihak BPTAGS Cirebon juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang ikut membantu pengamanan dan mempromosikan Goa Sunyaragi selama libur lebaran 2024 ini.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak keamanan, khususnya dari Polres Cirebon Kota dan Kodim 0614, juga kepada rekan-rekan pers yang ikut mempromosikan Goa Sunyaragi sebagai tujuan wisata saat libur Idul Fitri tahun ini," tukas Eko.
Objek wisata Goa Sunyaragi merupakan situs bersejarah yang berada di Jalan Brigjen Darsono By Pass Kota Cirebon. Goa Sunyaragi menjadi salah satu tanah wewengkon Kasultanan Kasepuhan yang bertujuan untuk pelestarian dan edukasi.
Objek wisata Goa Sunyaragi buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB. Adapun harga tiket untuk masyarakat umum sebesar Rp 15 ribu per orang dan Rp 10 ribu untuk pelajar/mahasiswa.
Goa Sunyaragi pada masa lalu digunakan sebagai taman kelangenan atau taman sari yang berfungsi sebagai tempat berkhalwat (menyepi) para sultan dan keluarganya.
Menurut buku Purwaka Caruban Nagari karya Pangeran Kararangen (bergelar Arya Carbon), Gua Sunyaragi dibangun oleh Pangeran Kararangen, adik Sultan Sepuh II pada 1703 M.
Namun, menurut versi Carub Kanda (berita lisan yang dituturkan secara turun temurun), Goa Sunyaragi didirikan dalam tiga periode. Periode pertama didirikan oleh Pangeran Emas Muhammad Arifin II (bergelar Panembahan Gusti Ratu Pakungwati I), cicit dari Syekh Syarif Hidayatullah pada pertengahan abad XVI.
Periode kedua dibangun oleh Pangeran Kararangen pada 1703, dan periode ketiga diprakarsai oleh Sultan Sepuh V, Pangeran Amir Sidik (bergelar Pangeran Matangaji) pada abad ke-18.
Goa Sunyaragi memiliki sejumlah bangunan inti. Di antaranya, Gua Pengawal Gua Pande Kemasan, Gua Simanyang, Bangsal Jinem, Gua Pawon, Mande Beling, Gua Lawa, Gua Padang Ati, Gua Kelanggengan, Bale Kambang dan Gua Arga Jumut.
Selain itu, adapula kompleks Gua Peteng, yang terdiri dari Gua Peteng, Gua Langse, Bangsal Pengulingan atau ruang Panembahan, Ruang Kaputren, Ruang Patung Putri Cina dan Cungkup Puncit. Adapula Gedung Pesanggarahan, yang dibangun pada 1884.
Dilihat dari corak dan motif-motif ragam hiasnya, gaya arsitektur Goa Sunyaragi merupakan hasil dari perpaduan antara Hindu, Tiongkok kuno atau Cina, Timur Tengah atau Islam, dan Eropa.