Selasa 16 Apr 2024 16:27 WIB

Kembar Siam Tertua di Dunia Wafat, Hidup dengan Tempurung Kepala Menempel Selama 62 Tahun

Lori dan Dori Schappell merupakan kembar siam craniopagus.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Lori dan George Schappell dalam foto pada 8 Agustus 2002. Kembar siam craniopagus meninggal dunia pada 7 April 2024 di Hospital of the University of Pennsylvania, AS.
Foto: AP Photo/Brad C. Bower, File
Lori dan George Schappell dalam foto pada 8 Agustus 2002. Kembar siam craniopagus meninggal dunia pada 7 April 2024 di Hospital of the University of Pennsylvania, AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kembar siam tertua di dunia, Lori dan Dori Schappell, meninggal dunia di umur 62 tahun 202 hari pada 7 April 2024. Kabar duka ini disampaikan melalui sebuah berita kematian yang dipublikasikan oleh Leibensperger Funeral Homes di Hamburg, Pennsylvania.

Berita kematian tersebut turut memuat perjalanan hidup kembar siam Schappell serta sejumlah prestasi yang telah mereka raih. Akan tetapi, kabar kematian tersebut tidak menyebutkan penyebab kematian dari Lori dan Dori.

Baca Juga

Lori dan Dori lahir di Pennsylvania pada 18 September 1961 sebagai kembar siam craniopagus. Dengan kata lain, sebagian tempurung kepala Lori menempel pada tempurung kepala Dori. Kondisi ini membuat Lori dan Dori menghadap ke arah yang berlawanan dan tidak bisa saling melihat wajah satu sama lain.

Selain lahir dengan kondisi tempurung kepala yang menempel, Lori dan Dori juga berbagi pembuluh darah vital yang sama. Selain itu, mereka juga menggunakan sekitar 30 persen bagian otak yang sama.

Kembar siam craniopagus merupakan jenis kembar siam yang paling langka. Jenis kembar siam ini hanya mencakup sekitar dua hingga enam persen dari total kasus kembar siam.

Saat Lori dan Dori dilahirkan, operasi untuk memisahkan saudara kembar siam belum bisa dilakukan. Selain itu, Lori dan Dori juga pernah mengutarakan bahwa mereka tidak ingin dipisahkan.

"Saya tidak setuju dengan pemisahan. Saya pikir itu menyalahi pekerjaan Tuhan," ujar Lori kepada Los Angeles Times pada 2002, seperti dilansir Today pada Selasa (16/4/2024).

Meski tak terpisahkan, Lori dan Dori menjalani kehidupan yang sangat berbeda. Sebagai contoh, Lori bisa berjalan kaki dengan mandiri namun Dori tidak bisa melakukan hal serupa karena dia menderita spina bifida. Kondisi ini membuat Lori harus selalu mendorong Dori yang duduk di sebuah bangku beroda ke mana pun mereka pergi.

Dalam keseharian, Dori bekerja selama bertahun-tahun sebagai penyanyi lagu country profesional. Dia juga kerap diundang untuk bernyanyi di luar negeri.

Sedangkan Lori memilih untuk menempuh pendidikan tinggi di universitas dan setelahnya bekerja di rumah sakit sebagai pengepak alat-alat medis. Selama Lori bekerja di rumah sakit, Dori akan duduk dan menunggu sambil membaca buku.

Semakin bertambahnya usia, Lori dan Dori menemukan banyak cara kreatif untuk mengakomodasi kebutuhan satu sama lain. Sebagai contoh, Lori lebih suka mandi di malam hari sedangkan Dori lebih suka mandi di pagi hari. Keduanya lalu mengembangkan sebuah teknik mandi yang memungkinkan keduanya mandi secara terpisah meski kepala mereka menempel.

"Kami sangat bahagia. Semua ini pada dasarnya tentang kompromi. Bila ada lebih banyak orang dalam kehidupan ini yang melakukan (kompromi), dunia akan menajdi tempat yang lebih baik," ujar Lori.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement