Kamis 18 Apr 2024 21:35 WIB

Sejarah Bulan Syawal

Bulan Syawal merupakan bulan ke-10 pada kalender Islam.

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi Bulan Syawal di Tahun Hijriyah
Foto: Dom
Ilustrasi Bulan Syawal di Tahun Hijriyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bulan Syawal merupakan bulan ke-10 pada kalender Islam dan diawali dengan perayaan hari raya Idul Fitri yang telah dinantikan oleh seluruh umat muslim setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Pada bulan Syawal dapat memiliki keutamaan di dalamnya dan sebagai waktu yang baik untuk menikah.

Bulan Syawal juga dapat disebut dengan bulan kemenangan dan kembali menjadi pribadi yang baik dan mendekat kepada Allah SWT. Terdapat keistimewaan pada bulan tersebut dan ibadah sunnah yang dapat dilakukan oleh umat muslim pada bulan tersebut.

Baca Juga

Dalam buku yang berjudul Melejit Bersama Syawal, dijelaskan bahwa pada masa jahiliyah, bulan Syawal merupakan bualn yang dianggap tidak baik bahkan dapat membawa sial sehingga penduduk Mekkah pada saat itu tidak melaksanakan pernikahan pada waktu tersebut.

Mitos tersebut muncul diakibatkan pernah terjadi wabah yang menyakitkan dan menyebar ke seluruh daerah Mekah. Kemudian, Nabi Muhammad SAW pada kala itu dapat membantah mitos tersebut dengan cara menikahi putri sahabatnya, Abu Bakar yang bernama Siti Aisyah yang masih berumur sangat belia pada bulan Syawal.

Pada bulan yang sama, yaitu bulan Syawal, putri Nabi Muhammad SAW, Siti Fatimah juga menikah dengan Ali bin Abi Thalib yang bertepatan dengan tanggal 29 Syawal. Dengan adanya hal tersebut seluruh umat muslim tidak lagi mempercayai mitos yang ada karena Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa bulan Syawal merupakan bulan yang baik untuk melaksankan ibadah – ibadah sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, bulan Syawal juga merupakan bulan pembuktian bagi umat muslim kepada Allah SWT untuk tetap mempertahankan ibadah – ibadah yang dilakukan selama bulan suci Ramadhan. Hal tersebut dapat menjadi bukti keberhasilan seseorang untuk beristiqomah dan konsisten dalam menajalankan seluruh ibadahnya dengan tidak meninggalkannya. 

Oleh karena itu, seluruh umat muslim dianjurkan untuk melanjutkan ibadah – ibadah yang telah dilakukan pada bulan Ramadhan seperti shalat malam, tahajud, berdzikir, hingga bersedekah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement